TIGA PULUH SEMBILAN

181 20 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jika ada ajang Piala Oscar di Pare maka Asha lah pemenangnya. Gadis itu hebat bermain peran. Di depan teman-teman camp dua dia bersikap biasa saja seolah hidupnya berjalan lancar tanpa masalah. Pertikaiannya dengan Lukman juga tidak terendus oleh Rohman bahkan masalah perasaanya untuk Sekar tidak bocor ke mana-mana.

Tapi ada satu perbedaan mencolok dari Asha. Dia dan teman-temannya menyadari, tapi hal ini tidak dapat dicurigai sebagai masalah. Setelah pertemuan di cafe Asha jadi sering mepet tiba di kelas atau terlambat lima menit, mereka menganggap jika Asha sedang jenuh belajar. Saat waktu istirahat tiba Asha langsung menghilang tanpa bisa dicegah untuk kembali ke camp tiga atau makan di mana pun yang tidak ada Lukman. Karena sering datang terakhir sepeda Asha diparkir diurutan paling luar sehingga Lukman dan Rohman tidak sempat menghentikannya.

Pernah satu kali Lukman berkunjung ke camp tiga untuk bertemu Asha, tapi dia segera putar arah saat melihat Dimas berdiri di depan gerbang camp tiga. Sorenya dia datang lagi dan tetap tidak bertemu Asha malah mendapatkan pesan dari Puri yang mengatakan jika Asha tidak menerima kunjugan cowok kecuali Tedi. Lukman tidak bisa mengajak Asha bicara di kelas karena Asha selalu di kelilingi teman.

Ketika jalan untuk bicara secara langsung ditutup oleh Asha, Lukman segera merogoh ponsel dari saku celananya. Ini adalah cara terakhir, Lukman menelepon dan mengirim pesan ke Asha, tapi lima menit kemudian nomernya diblokir. Sampai detik ini Lukman hanya bisa mengucap maaf dalam hati dan mengamati Asha dalam diam.

Lukman berulang kali mengingatkan dirinya untuk fokus ujian. Ujian di stage one dibagi dua hari, hari ini dan besok. Satu hari dua materi, tapi jika ingin memborong semuanya dalam satu hari diizinkan selama siswa itu mampu. Ujian tulis untuk grammar dan drama untuk speaking telah diselesaikan oleh seluruh siswa camp dua sebelum makan siang.

Saat ini berlangsung ujian vocab di mana Miss Nurul menyebutkan seratus kata berbeda untuk setiap siswa dalam Bahasa Indonesia dan siswa harus menyebutkan Bahasa Inggrisnya dengan pengucapan yang benar. Miss Nurul memanggil lima siswa sekaligus dalam satu sesi. Setiap sesi membutuhkan waktu satu jam. Hanya ada lima siswa yang sanggup ujian vocab hari ini, di antaranya Lukman dan Asha. Lukman karena memang pintar dan Asha yang pasrah, ditunda sampai besok pun dia tidak akan ingat semua vocab itu.

"Man. Gue bolos pronunciation ya. Tolong info Mr. Bana," pinta Asha setelah ujian vocab selesai. Setelah merapikan buku dan alat tulisnya Asha segera menyampirkan tas pink kesanyangannya di pundak lalu mengekor Miss Nurul keluar dari camp dua.

"Lo ujian pronun besok?!" Rohman berteriak, tapi Asha melengos begitu saja. Entah apa yang ingin dilakukan gadis itu sampai membuatnya bergegas meninggalkan camp dua.

Lukman yang pensaran segera mengejar Asha ke depan camp dua. Waktunya di Pare semakin sempit. Asha bisa saja meminta waktu ujian prounciation malam ini, jika alasannya kuat Mr. Bana tidak keberatan ujian di luar waktu belajar. Lukman mendapat info jika ujiannya cuma membuka kamus dan membaca dua puluh kata yang ditunjuk Mr. Bana kemudian membunyikan simbol-simbol seperti biasa. Jika Asha telah menyelesaikan semua ujiannya dia bisa saja kembali ke Jakarta besok pagi.

Trouble in Paredise [Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang