TIGA PULUH DUA

146 21 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Asha melambaikan tangan pada Rohman dan Lukman ketika melihat mereka masuk ke ruang keluarga camp tiga. Rohman dengan sumringah membalas lambaian tangannya, sedangkan Lukman membuang wajah. Asha heran, kedua alisnya bertaut. Kepala Asha otomatis memutar kejadian kemarin siang saat Sekar melakukan hal yang serupa padanya. Kenapa dua sahabat itu kompak memalingkan wajah darinya?

Jika diingat, beberapa hari terakhir Lukman kembali menjadi Lukman yang pertama kali Asha kenal, yang cuek dan dingin, tepatnya sejak Sekar ke Pare. Apa masalah cinta sepihak Lukman begitu berat sampai murung seperti itu?Apa Sekar tipe wanita yang pencemburu sehingga Lukman menjaga jarak dengan Asha?

Tapi ... rasanya ada yang mengganjal. Asha kembali membuka ingatan satu minggu terakhir, berharap menemukan petunjuk. Seingat Asha selama ini Lukman memang jarang bergaul dengan teman perempuan kecuali Asha dan Dinda. Itu juga karena Asha yang mendekati Lukman lebih dulu dan Dinda yang dipaksa ikut oleh Asha supaya lebih dekat dengan Akbar.

Sejak kemarin Lukman menjauh dari Asha ketika di kelas. Di kelas, kan, tidak ada Sekar? Pertanyaan baru muncul di kepala Asha. Jika tidak ada Sekar untuk apa menjauhi Asha? Apa di camp dua ada mata-mata? Asha sibuk menganalisa perubahan sikap Lukman sambil asyik menyedot jus jeruk.

Suara mike yang diketuk beberapa kali berhasil membawa pikiran Asha kembali ke weekly meeting. Asha mengalihkan pandangan matanya dari lantai di bawahnya ke depan. Memperhatikan Miss April yang sedang membuka kegiatan weekly meeting.

Weekly meeting diadakan setiap Jum'at malam di camp tiga karena ruang keluarga camp ini yang paling luas, bisa menampung seratus siswa. Selain itu posisi ruang tamu yang lebih tinggi dibanding ruang keluarga menjadikannya seperti panggung. Kegiatan weekly meeting adalah ajang adu kemampuan public speaking antar camp dan senang-senang. Sebelum acara utama dimulai biasanya ada mini games dan setelahnya karoke bersama.

Minggu lalu camp empat menang, Lukman yang menjadi wakil mereka. Karena alasan ini juga Rohman berkoar-koar di WAG kelas camp dua jika malam ini camp empat akan menang lagi. Asha yang kesal dengan sifat sombong Rohman kemudian mengetik balasan.

Rohman : Siapa mau taruhan? Kalo camp gue kalah gue traktir krengsengan plus nasi liwet.

Dinda : Adanya nasi pecel. Mana ada nasi liwet si Pare

Asha : Sombong! Menang sekali doang sombong.

Rohman : Gue bisa bikin nasi liwet di magic com.

Rohman : Iri bilang, Shaaa. Ayo siapa yang berani?

Asha mengalihkan perhatiannya ke depan sebentar. Berjaga-jaga karena biasanya mini games yang diadakan di weekly meeting mampu membuat jantung berdetak lebih cepat. Minggu lalu mereka diminta mengisi TTS silang Bahasa Inggris dan camp dua menjadi juara. Tidak ada hadiah di setiap kuis yang selenggarakan, tapi nama camp taruhannya. Asha kembali fokus pada ponselnya karena gadis itu tidak melihat Miss April membawa lembaran kertas untuk dibagikan. Jadi mungkin saja hari ini cuma public speaking competition dan karoķe saja.

Trouble in Paredise [Completed)Where stories live. Discover now