DUA PULUH ENAM

152 18 3
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Lukman menunggu waktu shalat Isya di teras masjid sambil melihat status WA. Sebenarnya Lukman ingin mengajak Sekar makan malam bersama, tapi sang sahabat menolak dengan alasan makan nasi goreng bersama dengan teman di camp lima. Alasan yang masuk akal sehingga Lukman tidak memiliki alasan untuk memaksa, lagi pula mengakrabkan diri memang harus setelah tiba di Pare. Lukman ingat Sekar akan menjadi pendiam di depan orang baru. Semoga Sekar bisa mengurangi sifat pendiamnya selama di Pare. Menjadi seperti Asha sedikit saja.

Wait! Why i remember her? Kenapa jadi banding-bandingin mereka berdua?

Lukman heran dengan isi kepalanya. Bayangan Asha sering melintas di sana. Dulu melintas karena Lukman kesal dengan gadis itu dan sekarang karena penasaran. Beberapa hari yang lalu Asha mengirim voice note untuk sahabatnya Celia, tapi salah kirim. Asha malah mengirim pesan tersebut ke Lukman.

Lukman ingin memberitahu Asha tentang hal ini, tapi dia mengurungkan niatnya karena takut Asha malu. Keteledorannya secara tidak langsung membuka rahasia atau hal yang bersifat privat. Hal yang sama juga pasti Lukman lakukan. Dia tidak mungkin bercerita hal privat kepada orang asing, meskipun mereka telah berteman selama dua minggu tetap saja masih dalam radar orang asing.

Pukul tujuh malam Asha memasang foto tiga porsi nasi goreng mawut di status WA miliknya. Dia memang lebih sering makan malam bersama teman sekamarnya di camp tiga. Sempat berpapasan di warung nasi padang, sate kambing dan krengsengan, tapi Asha lebih sering membungkusnya. Hanya dua kali Lukman makan malam bersama dengan Asha. Pertama ketika bertemu di penjual krengsengan, kedua ketika Asha membeli sate kambing dan Lukman menyindirnya tentang kebiasaan gadis itu ke salon dan pamer di status WA.

Tangan Lukman bergerak untuk melihat stasus Asha kemarin. Drama menangis di Bandara sudah hilang, tapi Lukman masih bisa melihat statusnya yang pukul sembilan malam.

 Drama menangis di Bandara sudah hilang, tapi Lukman masih bisa melihat statusnya yang pukul sembilan malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

New color on my lips. Pesan singkat Asha di stastusnya.

"Pagi nangis-nangis di status WA. Malem happy banget pamer lisptik baru," komentar Lukman.

Trouble in Paredise [Completed)Where stories live. Discover now