BAB 11

2K 173 8
                                    

“Mamma?” panggil Juan sambil membuka pintu kamarnya.

Veronica yang baru akan membuat presentasi yang akan ia presentasikan di hadapan para pemimpin Tjahja Persada tentang rencananya memperkenalkan
Jaimendira Hotel menoleh dan mendapati putranya sedang berdiri sambil menatapnya.

“Juan, ke sini,” kata Veronica membuat Juan melangkah masuk. Ia segera meletakkan laptopnya dan memangku Juan yang langsung bersandar di dadanya.

“Kamu tidak bisa tidur?”

“Ya, Ma.”

Veronica tahu kalau Juan jarang tidur di tempat lain selain kamarnya sendiri dan pasti sekarang anaknya ini tidak bisa tidur di tempat yang baru. Ia mengelus kening Juan dan berkata, “Kamu bisa tidur dengan Mamma kalau begitu.”

Juan mendongakkan kepalanya, “Benar, Ma? Berapa lama?”

“Selama yang kamu mau.”

Juan tersenyum dan mencium pipi ibunya. “Mamma, Eu te amo.”

Mata Veronica membulat ketika Juan mengatakannya, tidak tahu Juan mengetahui kata itu dari mana. Ia bertanya, “Dari mana kamu tahu bahasa itu, Juan?”

“Joanna mengatakannya kepada Mamma-nya. Dan kata auntie Georgie, itu artinya aku mencintaimu.”

Anaknya memang anak yang sangat pintar, pikir Veronica. Sudah beberapa kali Juan mengatakan bahasa asing yang baru didengarnya satu kali dan
Juan sudah mengingatnya. Juan memiliki memori yang sangat baik. Adrianna, guru yang mengajar Juan pun mengatakan kalau Juan sangat mudah mengingat dan mencerna pelajaran.

“Apa kamu merindukan Joanna?” tanya Veronica karena Juan dan Joanna adalah teman yang sangat dekat.

“Ya, tapi aku juga senang di sini, Ma. Karena aku betemu Great-grandma.

Veronica kembali tersenyum, “Satu minggu lagi kamu bisa sekolah dengan teman-teman baru kamu, Juan.”

“Mamma benar-benar?” tanya Juan yang kembali menampakkan senyuman bahagianya.

“Tapi bisa berjanji dengan Mamma kalau kamu tidak akan sakit? Janji dengan Mamma kalau kamu harus banyak duduk kalau kamu mulai kesulitan bernapas dan menjadi anak baik?”

Juan menganggukkan kepalanya dengan patuh, “Juan janji, Ma.”

Lalu Veronica memeluk Juan dan menatap langit-langit kamar ini, ternyata begini rasanya menjadi ibu yang senang kalau anaknya akan segera pergi
ke sekolah. Ternyata begini rasanya ketika khawatir tentang hari pertama anaknya bersekolah nanti.

÷÷÷

EVERLASTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang