BAB 18

2K 191 7
                                    

Pada malam satu minggu berikutnya, Veronica sudah siap dengan gaun keluaran rumah busana Versace yang ia kenakan. Ia segera turun dari mobil dan membantu Juan untuk turun dari kursi samping kemudi yang sudah menggunakan kemeja putih yang senada dengan ibunya.

“Mamma. Bisa Juan tinggal di mobil?” tanya Juan saat mereka menaiki tangga untuk mencapai pintu rumah Ariana dan Arold Darmandira.

Malam ini Ariana mengundangnya untuk makan malam. Sebenarnya, ia tidak ingin datang ke rumah ini karena ia takut kalau Erren juga ada di sini namun Ariana memaksanya dan ia tidak bisa menolak. Ia hanya bisa berdoa agar Erren tidak ada dan semua orang tidak perlu tahu hubungan mereka.

“Sayang, mereka mengundang kita, tidak hanya Mamma,” jawab Veronica yang tahu kalau Juan sangat malas untuk menghadiri acara seperti ini. Juan hanya mendesah pasrah dan mengikuti ibunya.

Saat tiba di dalam rumah, Ariana yang sepertinya sudah menunggu tersenyum ke arah mereka dan berkata, “Akhirnya kalian datang. Semua keluargaku sudah menunggu kalian. Hi, Juan. Kamu terlihat bosan bahkan sebelum acara di mulai.”

Hi, Great-grandma. Aku tidak suka acara seperti ini,” jawab Juan malas. Untuk beberapa detik Ariana Darmandira hanya memandangi Juan yang benar-benar terlihat sudah bosan.

“Juan, Mamma tidak pernah mengajarkan kamu untuk bersikap seperti itu,” tegur Veronica namun Juan hanya mengerutkan hidung ke arah Veronica.

“Tidak apa-apa, Veronica. Juan, kamu menginginkan Grandma, kan? Di dalam ada Grandma, Grandpa dan bahkan Great-grandpa. Apa kamu tidak ingin melihat mereka?”

Wajah bosan anak kecil itu berubah terkejut kemudian berganti takjub. Ia mengurut hidungnya sesaat−kebiasaan yang diturunkan oleh Veronica−lalu menatap ibunya. Ekspresi wajah Juan hanya berubah beberapa detik saja karena sekarang ia sudah kembali memasang wajah dinginnya.

“Mamma, apa Great-grandma serius?”

Veronica mengangkat kedua alisnya dan tersenyum hangat kepada Juan. Ia menyadari sesuatu bahwa untuk pertama kalinya, Juannder Liam tersenyum karena orang lain selain dirinya.

“Aku serius, sayang. Sekarang, apa kamu masih merasa bosan? Keluarga kita sudah menunggu kamu.” Dengan cepat Juan menggelengkan kepalanya dan kemudian turun dari gendongan ibunya.

Ia berjalan ke arah Ariana lalu memeluk kakinya dan mengajaknya untuk cepat-cepat masuk ke dalam. Ariana yang sudah sangat bahagia dengan senang hati mengikuti keinginan Juan, membuat Veronica kembali merasa khawatir.

Juan tidak pernah sebahagia itu jika bertemu orang baru dan ia tahu kalau Juan merasa nyaman karena ini adalah keluarganya.

Tiba-tiba ia merasa takut, bagaimana kalau semua orang tahu? Apakah keputusannya untuk datang ke rumah ini sudah benar?

“Juan?”

Suara itu membuat Juan yang tengah berjalan berhenti dan menatap sekelilingnya. Di sana sudah ada beberapa orang. Veronica menatap wanita yang memanggil Juan dan yakin kalau itu pasti Farrahia Darmandira, wanita yang sangat anggun yang pernah ia lihat.

Juan mengerutkan alisnya lalu berjalan ke arah ibunya. Ia mulai merasa tidak nyaman ketika semua orang menatap ke arahnya. “Mamma, apa mereka akan menyakiti kita?”

Veronica tidak menjawab, ia haya menggenggam tangan Juan dengan lembut. Entah mengapa anaknya tidak pernah suka berada di tengah keramaian seperti ini. Saat Juan menatap mereka semua, Farrahia yang tersenyum mendekati anak kecil itu.

“Juan, I’m your Grandma.”

Grandma?” tanya Juan polos. Farrahia mengangguk dan tersenyum lalu memeluk Juan. Juan terlihat benar-benar kikuk karena dipeluk oleh wanita asing namun lama kelamaan tubuhnya berubah menjadi lebih tenang.

EVERLASTINGWhere stories live. Discover now