BAB 6

2.5K 210 5
                                    

Wanita itu..

Erren kembali mengerang frustasi. Sudah tiga hari dari pembicaraannya dengan Yashita pada hari itu namun ia masih mengingatnya dan  kali ini, pekerjaan kantornya sama sekali tidak bisa membantunya mengalihkan pikiran akan wanita itu

Wanita yang hingga sekarang tidak pernah ia ketahui namanya. 

Bisa-bisanya ia tidak mengetahui nama wanita yang sudah ia tiduri enam tahun yang lalu. Satu-satunya kenangan akan wanita itu hanyalah sentuhan dan wajahnya, hanya itu. 

Bagaimana kalau wanita itu ternyata mengandung anaknya? Karena Erren sadar kalau ia sama sekali tidak menggunakan pengaman pada saat itu. Wanita itu tidak bisa membuatnya berpikir dengan baik.

“Sial,” desah Erren sambil menyandarkan tubuhnya.

Enam tahun yang lalu, Erren tidak pernah berpikir akan meniduri wanita tanpa menggunakan pengaman. Enam tahun yang lalu, Erren adalah seorang lakilaki muda yang belum berpikir untuk bertanggung jawab.

Satu-satunya impian Erren Darmandira pada enam tahun yang lalu adalah, menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orangtuanya dengan menjadi pebisnis yang sukses. 

Ia harus membuktikan kepada ayahnya kalau ia mampu menjadi penerus perusahaan ayahnya. 

Ayahnya, Garen Darmandira tidak pernah melarangnya untuk bermain wanita asal ia dapat memastikan kalau tidak ada resiko kehamilan jika ia belum siap untuk berumah tangga. Sebagai satu-satunya putra keluarga Darmandira yang sudah di vonis sejak lahir untuk meneruskan seluruh kerajaan bisnis yang ayahnya bangun, ia tidak boleh membuat resiko dengan memiliki anak dari status pernikahan yang tidak jelas. Ia harus menjaga nama baik keluarga, itu adalah janjinya dengan Garen Darmandira. Ayahnya.

Enam tahun yang lalu, Erren merasa takut, amat sangat merasa takut. Takut jika wanita itu hamil dan akan menuntut pertanggung jawaban sementara pada saat itu ia belum siap menjalani komitmen apa pun. Ia juga takut menghadapi ayahnya karena selama ini ia tidak pernah mengecewakan Garen Darmandira. 

Tidak, ayahnya tidak akan marah jika dirinya memiliki seorang anak. Ayahnya pasti akan sangat bahagia. Tapi ia yang tidak bisa berkomitmen.

Erren adalah anak laki-laki sempurna untuk Garen. Ia sangat pintar dan Garen dengan bangga mengatakan kalau Erren adalah cetak biru dirinya di masa muda. Semua orang bangga dengan ucapan Garen kepadanya namun tanpa siapa pun ketahui, ucapan ayahnya justru menjadi beban bagi Erren. Ia harus selalu sempurna seperti ayahnya di masa muda.

Tidak pernah sekalipun, ia tidak pernah mengecewakan ayahnya dan apa yang ia lakukan sekarang justru lebih dari sekedar mengecewakan.

Enam tahun yang lalu, Erren menyadari kalau antara dirinya dan seorang pengecut, tidak ada bedanya sama sekali karena enam tahun yang lalu, setelah ia menyadari kebodohannya, ia pergi meninggalkan wanita itu, begitu saja.

÷÷÷

EVERLASTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang