BAB 17

1.9K 181 5
                                    

Yurina berhasil membawa Peter ke mobilnya dan sekarang ia membiarkan Peter memakan hampir semua makanannya dengan sangat lahap. Membuatnya berpikir, kapan terakhir kali orang ini makan? Dari ceritanya yang sulit mendapatkan tempat menginap, Peter pasti juga kesulitan mencari tempat untuknya makan.

“Kapan lo sampai Jakarta?”

Peter menghentikan acara makannya dan menjawab, “Dua hari.”

“Dan kemarin di mana lo tidur?” tanya Yurina lagi.

“Anywhere.” Kemudian Peter melanjutkan acara makannya.

Sementara Yurina masih tidak bisa berpikir dengan benar. Selama dua tahun ia mengenal Peter, ia tahu kalau laki-laki ini tidak bisa melakukan apa pun tanpa manajernya dan sekarang dia seperti seorang gelandangan padahal dia bisa menghabiskan waktu di kapal pesiar selama sisa hidupnya.

“Jadi sekarang lo mau gue anterin ke mana?”
“Aku tidak tahu,” jawab Peter lagi.

Yurina sempat berpikir untuk memesankan sebuah kamar untuk Peter atas nama dirinya namun apakah setelah itu Peter bisa hidup seorang diri di dalam kamar hotel? Bagaimana nanti caranya makan, mendapatkan baju dan semuanya?

“Sial, kenapa sekarang gue kebanyakan perasaan simpati, sih?” gumam Yurina. “Kenapa sih lo nekad pergi? Seenggaknya lo ajakin Jessica manajer lo itu untuk mengurus lo.”

“Yurina, berapa umur kamu?” tanya Peter tiba-tiba.
“Dua puluh lima. Kenapa?”

Peter mengerutkan keningnya lalu tersenyum. “Aku pikir kamu berusia tujuh belas karena kamu terlalu kecil badan. I’m twenty-four.”

“Jadi kenapa kalau umur gue dua puluh lima, dan umur lo dua puluh empat?”

“Aku bisa tinggal di apartemen kamu. umur kita sudah bisa tinggal bersama, kan?”

Mata Yurina memelotot ketika mendengar kata-kata Peter. Ia sangat kesal. Yang pertama, karena Peter mengatakan kalau usianya tujuh belas dan bertubuh kecil, dan yang kedua, peter mengatakan kalau mereka akan tinggal bersama.

“Gue gak akan ngizinin lo tinggal di apartemen gue! Enak aja.”

Peter sepertinya tidak mendengarkan karena sekarang ia sedang meminum coca-cola McFlury miliknya. Yurina kembali berpikir bagaimana caranya ia bisa meninggalkan Peter di tempat yang aman namun ia tidak bisa memikirkan tempat apa pun karena semua tempat memiliki resiko. Hanya satu tempat yang ia rasa aman. Apartemennya sendiri.

“Gue akan membawa lo ke apartemen gue. Tapi ingat, ini cuma sementara dan lo harus cepat pergi.”

÷÷÷

“Mamma, kita mau ke mana?” tanya Juan ketika pada pagi harinya, Veronica mengajaknya pergi bersama. Sekarang mereka sudah tiba di sebuah tempat yang sangat Veronica hindari. Sebuah tempat yang hanya sekali ia datangi namun memiliki kenangan buruk untuknya sendiri.

“Kita mau pergi ketemu sama orangtua Mamma. Your Grandma and Grandpa.

“Tapi kenapa banyak tanah tinggi seperti ini?” tanya Juan lagi.

Veronica tersenyum dan menggendong tubuh Juan. Ia akan menjelaskannya nanti jika mereka sudah tiba di makam kedua orangtuanya. Selama enam tahun, ia sama sekali tidak menginjakkan kakinya di tempat ini dan sekarang, ia memberanikan dirinya. Ia ingin memperkenalkan Juan kepada mereka berdua.

“Ini adalah makam Grandma dan Grandpa kamu, sayang.”

“Makam?”

Kepala Veronica mengangguk lalu ia menurunkan Juan di antara kuburan kedua orangtuanya yang berdekatan. “Mereka sudah ada di atas langit sekarang dan ini adalah kenangan terakhir yang kita miliki tetang mereka berdua.”

Juan menatap batu nisan nenek dan kakeknya. “Liliana Liam dan Juan Liam? Juan adalah my Grandpa?”

“Mamma menamai kamu seperti nama Grandpa karena dia adalah orang yang sangat pintar dan kuat, sayang.”

“Kalau mereka sudah ada di langit, kenapa makamnya ada di tanah, Ma?” tanya Juan lagi.

“Karena mereka meninggalkan kenangan untuk kita. Jiwa mereka menjadi bintang, dan tubuh mereka ada di sini.”

÷÷÷

EVERLASTINGWhere stories live. Discover now