[6] Takut

414K 42.9K 2.6K
                                    

Ditengah-tengah kesibukannya, Rey dan Bella gak pernah bolong sholat. Mereka taat beribadah. Setelah seminggu menikah, ini pertama kalinya Rey ngajak Bella sholat bareng. Kebetulan mereka sama-sama belum sholat. Selesai sholat Rey berdoa sedangkan Bella mengamini.

"Bel..." Rey menoleh dan menyodorkan tangannya.

Bella pun mencium tangan Rey. Lama sekali. Rey jadi mengernyit.

"Kok lama?"

"Gapapa," Bella menggeleng sambil tersenyum.

Setelah selesai berdoa kini keduanya duduk sajadah, bersandar di tepi ranjang. Bella masih menggunakan mukena, Rey masih menggunakan sarung. Gorden jendela balkon mereka biarkan terbuka sehingga dari sini mereka bisa melihat langit malam.

"Rey lo inget gak.... Dulu waktu kecil setelah sholat tarawih lo suka banget nyembunyiin sendal gue."

Rey terkekeh, "Terus lo nangis, ngadu ke mama lo. Mama lo biasa aja, ehh mama gue yang marah-marah. Gue dijewer."

Bella ikut ketawa, "Terus lo minta maaf sama gue. Tapi sambil marah-marah."

"Lo juga marah-marah sambil mukul lengan gue. Terus mama lo marahin lo. Terus lo nangis lagi. Hahaha... Dari dulu mama lo emang lebih sayang sama gue Bel."

Bella memukul lengan Rey.

"Dan dari dulu sampe sekarang lo gak berubah, suka mukul lengan gue."

"Ya makanya otot lo jadi kekar gini, itu karena gue," Bella melingkarkan kedua jari telunjuk dan ibu jari di lengan Rey.

Rey menoleh, memperhatikan Bella yang masih sibuk mengukur lengannya.

"Lo tuh harus berterima kasih sama gue, karena gue--" saat Bella menoleh pandangannya tepat bertemu dengan mata Rey, entah mengapa Bella jadi gugup, bahkan tak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Rey mengerjab, dia melirik jam. Udah jam setengah dua belas. Cepet banget. Perasaan tadi baru jam sembilan.

"Udah malem, tidur yuk," ajak Rey yang dibalas anggukan Bella.

Ya mereka sudah sepakat tidur bareng tapi gak ngapa-ngapain. Dan jangan lupakan di tengah-tengah ranjang Bella membatasi dengan dua guling.

"Ck, ini kenapa sih harus pake guling-guling gini."

"Biar lo gak nakal."

"Gue gak nakal."

"Dih, heh lo dulu sering maling mangga gue ya."

Rey terkekeh. Ya salah siapa mangga Bella buahnya lebat. Kan jadi pengen.

"Mama lo yang nyuruh ambil."

"Tapi lo ngambilnya gak tau diri. Huh," Bella memiringkan badan menghadap ke Rey sambil memaki-makinya.

Rey hanya ketawa. Udah biasa dia mah. Bella kalau lagi mode galak gini ya, galak banget. Kalau lagi bego ya bego banget. Kalau lagi polos, astaga bikin elus dada.

"Bel."

"Apa?"

"Kita kan udah suami istri," Rey cuma iseng ngomong gini, ya siapa tau dikasih kan. Hehehe.

"Terus."

"Ya masa kita gak gituan sih. Hubungan intim," jelas Rey to the point, karena kalau pake kode. Bella gak akan ngerti. Otaknya gak nyampe.

"Enggak mau."

"Kenapa?"

"Ya gak mau aja."

"Ya kenapa gak mau."

"Apasih, udah sana tidur, gak usah deket-deket gue," Bella memposisikan dirinya terlentang, lalu menarik selimutnya hingga menutupi wajahnya.

Bella merasakan ada tangan yang menusuk-nusuk pinggangnya. Oke, satu kali. Biarkan. Dua kali. Biarkan. Tiga kali. Tidak bisa dibiarkan.

"Rey lo tuh--"

Deg.

Rey udah tidur. Seketika itu bulu kuduk Bella merinding.

"Rey," panggil Bella, "Lo tadi yang noel-noel gue kan."

Gak ada sahutan. Terdengar dengkuran halus.

"Rey," Bella menggoyang-goyang lengan Rey, tapi cowok itu menangkis tangannya.

"Apasih Bel, gue ngantuk."

"Lo jangan nakut-nakutin gue dong."

Hening. Rey kayak pules banget tidurnya.

Oke, gapapa Bella gapapa. Tadi hanya halusinasi. Bella mencoba menutup mata. Namun begitu dia menutup mata, dia merasa ada yang mengawasinya. Bella beneran takut.

Dia pun menyingkirkan guling itu lalu merapat ke tubuh Rey. Bella mengangkat tangan Rey dan tiduran dilengannya. Tak lupa dia menata guling di belakangnya. Entahlah Bella merasa aman aja kalau ada guling di sampingnya.

"Rey..." panggil Bella lagi membuat cowok itu bangun.

"Hm."

"Peluk gue."

Rey mengernyit.

"Kok tiba-tiba minta peluk."

"Tadi ada setan. Takut."

"Gak ada, udah tidur."

"Pelukk Rey ihhh."

Demi Tuhan saat ini Rey mati-matian menahan tawa. Jelas tadi itu dia yang iseng. Tapi dengan polosnya Bella takut beneran. Uh kalau Bella mode anak kecil gini, emang paling gemesin.

"Rey peluk gue, nangis nih gue."

"Iya cup cup, sini sini gue peluk."

Rey memiringkan tubuhnya dan memeluk Bella. Tanpa sengaja dia mencium rambut Bella. Wangi. Bella punya aroma khas. Wangi tubuhnya itu enak. Rey suka.

.
.

###

.

Nikah sama temen sendiri ya gitu, obrolan mereka pasti seputar masa lalu.

Mungkin itu salah satu kelebihan nikah sama temen, sahabat atau orang yang sudah kita kenal lama.

Kita tau kelebihan dan kekurangan dia. Jadi waktu nikah gak kaget2 banget. Kok dia gini sih, kok dia gitu sih...

Ketua BEM and His Secret WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang