[27] Sayang...

348K 29.4K 3.5K
                                    

"Sayang..."

Bella tak menyahut, dia menyibukkan diri menggambar design baju di bukunya.

"Sayang dari tadi kok diem mulu," Rey bingung sejak pulang dari kampus, Bella gak mau ngomong. Perasaan dia gak salah apa-apa.

Ahh atau mungkin...

"Kamu marah gara-gara aku pencet odol dari tengah? Maaf, besok aku pencet dari bawah deh."

Hening. Bella masih diam.

Rey yang tadinya duduk di tepi kasur pun menghampiri Bella yang duduk di kursi belajar.

"Kamu marah gara-gara aku naruh handuk basah di kasur? Atau marah gara-gara aku minum langsung dari botol gak ditaruh di gelas dulu?"

Bella masih diam membuat Rey jadi bingung. Dan tiba-tiba dia dapat ide jail.

"Rey astaga..." Bella terkaget saat Rey tiba-tiba duduk di pangkuannya.

"Kamu juga suka duduk dipangkuan ku."

"Kan beda, kamu berat tau. Berdiri gak?"

"Gak bisa berdiri kalau gak dielus."

Bella pun mengelus rambut Rey, "Udah aku aku elus, kok kamu gak berdiri?"

Rey menyemburkan tawa. Dia berdiri sambil memegangi perutnya. Susah emang kalau godain Bella.

"Kenapa ketawa? Apanya yang lucu," Bella menyilangkan tangan di depan dada sambil mengembungkan pipi.

"Kamu sayang, kamu lucu banget," Rey berjongkok di depan Bella, ""Kenapa kok ngambek. Aku salah apa?"

Bella menghela napas, "Rey, aku kan udah bilang, aku mau backstreet, kenapa kamu malah cerita ke Febby."

"Memangnya kenapa, Febby itu sahabat kamu Bella. Aku yakin dia gak akan nyebarin pernikahan kita."

"Iya aku tau, tapi masalahnya..."

"Apa masalahnya?"

"Febby suka kamu Rey, aku takut setelah ini Febby bakal marah dan benci aku. Dia sahabat aku satu-satunya," Bella berkaca-kaca. Dia mendongak agar air matanya tak jatuh.

"Justru itu, kalau dia benar-benar sahabat kamu, dia akan bahagia dengan pernikahan kamu."

"Gimana kalau sebaliknya. Gimana kalau Febby malah membenci kita dan berusaha pisahin kita?"

"Hei kok ngomong gitu."

"Apapun bisa terjadi Rey. Kadang jika seseorang sudah terobsesi dengan sesuatu dia akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya."

"Enggak sayang, Febby gak gitu dia orang baik kok."

Rey memeluk Bella. Menepuk punggung istrinya itu untuk menenangkan sembari menyakinkan kalau Febby tidak seperti yang Bella pikirkan. Beberapa kali dia melihat Febby membantu Bella saat dia diganggu cewek-cewek. Rey yakin Febby orang baik.

##

.

Setelah pulang dari kampus, Bella datang ke rumah Febby. Sejak hari itu, Rey mengatakan tentang pernikahan mereka, Febby tidak bisa dihubungi. Sejujurnya Bella takut. Takut Febby beneran marah dan tidak mau berteman dengannya lagi.

"Non Febby ada di kamar Non, silakan naik saja ke lantai dua."

"Iya, Bi, terima kasih."

Bella mengedarkan pandangan, menatap rumah mewah Febby. Tapi orang tuanya sibuk, bahkan Bella tak pernah bertemu kedua orang tua Febby. Walau sibuk, Febby tak mengeluh, dia bilang Daddy-nya sangat baik.

Ketua BEM and His Secret WifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora