[25] Manja ya sekarang...

366K 34.2K 1.4K
                                    

"KENAPA SIH KAMU CANTIK BANGET."

Bella yang tengah menyetrikan baju tersentak mendengar teriakan Rey. Dengan terburu-buru dia mendatangi Rey yang ada di ruang tengah.

"Kenapa teriak-teriak?"

Rey mendongak, menatap lamat istrinya itu. Bahkan bare face kayak gini aja Bella sangat cantik, pantas saja banyak cowok berbondong-bondong mendekatinya. Aishh mendadak Rey menyesal sudah mempromosikan acara Bella, karena sejak hari itu Bella lebih terkenal, banyak cowok mulai mendekatinya.

"Rey, kenapa?" Bella duduk di sampingnya dan menepuk bahu Rey.

Rey menggeleng, dia menyandarkan punggungnya di sofa lalu menarik Bella untuk bersandar di dadanya.

"Aku gak suka kamu deket-deket sama cowok."

"Aku gak pernah deket-deket cowok."

"Iya tau, tapi mereka deketin kamu. Kenapa sih kamu cantik banget, hm."

Rey mencapit pipi Bella dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Lalu memperhatikan wajah cantik istrinya itu dan mencuri satu kecupan di bibir Bella.

"Ya mana aku tau, tanya aja mama papa kenapa aku cantik. Lagian juga aku harus cantik biar pantas bersanding dengan cowok seganteng kamu."

"Emang aku ganteng?"

Bella mengulum senyum, lalu mengulurkan tangan dan mengusap rahang tegas suaminya itu.

"Ganteng, ganteng banget, gak ada yang lebih ganteng dari suami aku," Bella menurunkan usapannya sampai ke dagu Rey. Agak kasar karena rambut di janggut Rey sudah mulai tumbuh.

"Belum cukuran ya?"

"Nanti kalau mau mandi. Atau kamu mau mandi sekarang?" Rey menarik turunkan alisnya membuat Bella mendelik.

"Aku mau bersih-bersih rumah dulu, baru mandi. Udah ah aku mau lanjut nyetrika."

Bella ingin berdiri, tapi Rey menahan tangannya hingga Bella terduduk kembali.

"Kenapa?"

"Kan aku udah bilang. Gak usah nyetrika, nyuci baju atau masak, nanti kamu capek."

Maksud Rey, mereka bisa laudry saja, daripada Bella kecapean.

"Rey itu tugas aku sebagai istri. Lagian juga aku pengen dapet pahala. Kata mama kalau kita melayani suami dengan tulus pahala kita banyak."

"Kamu bisa dapat pahala dengan cara lain."

"Gimana?"

"Seperti ini," Rey mencium pipi Bella, "Seperti ini juga," lalu menarik Bella dalam pelukannya, dan selanjutnya Rey menyelipkan tangan di baju Bella dan mengusap punggungnya. Bella geli, tapi sama sekali tak menangkis tangan Rey. Karena Bella menyukainya.

"Kamu cium, peluk, senyum, pegang aku, itu udah dapat pahala. Sesederhana itu," Rey menyusuri leher jenjang Bella dengan hidung bangirnya. Bella semakin geli dia mendorong suaminya itu menjauh.

"Tapi itu udah jadi kewajiban aku sebagai istri. Udah ah aku mau lanjut nyetrika lagi."

Bella tetap keras kepala ingin melakukan pekerjaan ibu rumah tangga. Kalau sudah seperti itu Rey tidak bisa menahan. Yang bisa dia lakukan meringankan perkerjaan Bella. Jadi selagi Bella nyetrika, Rey ngepel dan nyapu. Setelah itu Rey yang masak.

Sejak kuliah sampe semester enam sekarang Rey tinggal sendiri, jadi mau gak mau biar ngirit (padahal doi orang kaya) dia belajar memasak.

"Rey..."

"Hei, udah selesai?"

Bella mengangguk, lalu memeluk suaminya itu dari belakang, "Nyamannya," gumam Bella sambil menyandarkan kepalanya di punggung lebar Rey.

"Capek?"

"Enggak kok. Sini aku aja yang masak."

"Aku aja."

"Aku udah bisa masak tau, aku udah belajar dari mama."

Rey tersenyum. Dia bangga dengan Bella. Perempuan manja yang apa-apa selalu teriak 'mama' kini sudah belajar mandiri. Demi dirinya.

"Iya, aku tau, tapi hari ini aku yang masak. Spesial untuk istri ku tersayang."

"Aku bantu."

"Enggak sayang."

Rey mengangkat tubuh Bella dan mendudukannya di samping wastafel cuci piring, "Duduk di sini aja."

Bella tersenyum dan mengangguk.

"Sebelum itu, aku butuh vitamin biar makin semangat memasak."

"Vitamin apa?"

Rey mencium pipi kiri Bella. Seketika itu jantung Bella berdebar. Rey memang gitu suka tiba-tiba cium.

"Mau lagi gak?"

Bella mengangguk.

Rey tersenyum dan mencium pipi Bella. Oh ralat Rey menciumi pipi Bella berkali-kali dan oh astaga... Rey mengigit pipi Bella membuat Bella kaget dan mendorong suaminya itu.

"Rey ih emang pipi aku apaan main gigit-gigit gitu," Bella melotot pada Rey membuat Rey semakin gemas.

"Hehe maaf, habis pipi kamu gigitable."

Rey senyum lalu dia memulai masak. Sedangkan Bella hanya duduk memperhatikan suaminya yang cekatan memegang alat-alat dapur.

"Rey kamu masih ingat dulu waktu kecil kamu pernah buatin aku nasi goreng. Dan kamu inget kejailan kamu?"

Rey mengangguk, lalu senyum kecil terbit di wajah tampannya, "Sorry Bella, aku iseng."

"Iseng apa kamu ngasih garem banyak banget sampai aku ke asinan."

Rey tertawa pelan, "Terus kamu maksa aku makan nasi goreng itu sampe habis, siapa yang menderita coba."

"Itu yang namanya senjata makan tuan," Bella tertawa puas.

Mendengar tawa itu, Rey langsung berbalik badan.

"Cantik," gumamnya tanpa didengar Bella.

Merasa diperhatikan, Bella pun berhenti tertawa.

"Kenapa?"

Rey menggeleng, lalu dia berbalik badan dan lanjut masak.

Sekarang gantian Bella yang memperhatikan Rey. Pandangannya menyusuri punggung Rey, lalu beralih ke otot-otot lengan pemuda itu. Tanpa sadar Bella menelan ludah. Rasanya setiap saat Bella ingin didekap tangan kekar itu. Begitu nyaman dan aman.

"Rey..."

"Hm..."

"Sini deh."

Saat Rey berjalan ke arahnya, Bella langsung menarik Rey untuk berdiri di antara pahanya.

"Kenapa?"

"Peluk aku. Sebentar aja."

Rey tersenyum lalu memeluk istrinya itu, "Manja ya sekarang."

"Biarin, orang sama suami sendiri."

Ketua BEM and His Secret WifeΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα