[20] Bella sayang Rey

467K 34.9K 5.9K
                                    

"Hiks... Sakit."

Sayup-sayup Rey mendengar isakan. Rey pikir itu hanya halusinasinya, tapi semakin lama, isakan itu semakin kencang. Masih dengan mata tertutup, otaknya mencerna suara itu. Dia kamar ini hanya ada dia dan Bella. Jadi suara tangisan ini...

Mata Rey terbuka sempurna.

"Bella, kenapa nangis?" Rey langsung duduk, menatap bingung Bella yang terbaring dengan air mata mata mengalir.

"Sakit, Rey, hiks."

"Apanya yang sakit?" Rey jadi panik dan mengusap pipi Bella.

"Ini," lirih Bella memegang selimut yang menunjuk ke area kewanitaannya.

Oh itu, Rey tersenyum malu, diusapkan belakang kepala yang tak gatal sama sekali, kemudian memandangi istri cantiknya itu.

"Semalam kita..." ah Rey jadi bingung bagaimana menjelaskan. Rey pun berdehem, tangannya terulur dan mengusap perut Bella yang masih terbungkus selimut sampai dada.

Rey senyum-senyum sendiri mengingat semalam. Bagaimana liarnya Bella, bagaimana Bella mendesah dan terus memanggil namanya. Ah rasanya... Rey ingin mengulanginya malam terdahsyat itu.

Kenapa Rey mengatakan terdahsyat karena Bella benar-benar mengimbangi kekutan Rey. Rey sampai kecepean, tapi Bella sama sekali tak lelah. Setiap Rey ingin berhenti, Bella justru menangis dan meminta terus. Bella bahkan mengancam akan mencari cowok lain untuk memuaskan kalau Rey menolak.

Jujur Rey agak takut esoknya Bella kesakitan dan ternyata benar.

"Sakit banget ya?"

"Iya Rey, hiks, kamu semalam gak pelan-pelan."

"Aku udah coba pelan sayang, tapi kamu yang minta kenceng. Kok kamu lupa?"

Bella menutup wajahnya, "Aku inget... Tapi... Ah gak taulah. Hiks. Sakit. Aku gak bisa bangun."

Rey jadi panik. Apa emang sesakit itu? Ah mungkin ini untuk pertama kalinya untuk Bella.

"Aku harus gimana? Aku gak tau."

"Sakit Rey, hiks."

"Aku tanya mama dulu."

Rey beranjak dan tanpa dia sadari...

"Rey keliatan..." Bella menjerit dan langsung menutup matanya.

Rey terkekeh, dia mengambil celana di lantai lalu memakainya.

"Rey."

Rey menoleh, "Kenapa sayang?"

"Semalam aku..." Bella mengigit bibir, "Aku liar banget ya... Punggung kamu banyak cakarannya."

Rey tersenyum, "Iya sayang kamu sangat sangat liar. Tapi aku suka."

Rey mendekat ke ranjang dengan bertumpu pada lulut lalu mencium kening istrinya, "Sebentar ya aku tanya mama dulu."

Setelah Bella mengangguk. Rey keluar kamar dan menelpon mamanya. Dia mengambil air dikulkas lalu duduk di sofa sambil menunggu panggilan terjawab.

"Halo Rey."

"Halo, Ma. Rey mau tanya... Emang kalau habis gituan terlalu kenceng jadi sakit ya?" Rey langsung to the point, gak perlu jaim, dia butuh solusi cepat agar Bella tak kesakitan lagi.

"Yes berhasil."

Dahi Rey berkerut mendengar respon mamanya, "Apanya yang berhasil, Ma?"

"Jadi gini, Rey... Sebenarnya mama kasih obat perangsang di botol mineral Bella. Setengah untuk kamu, setengah untuk Bella."

Ketua BEM and His Secret WifeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora