Ni Juu Ni~22~Twenty Two

722 76 51
                                    

(Mohon baca kembali part Juu Ni~12~Twelve dan Juu San~13~Thirteen sebelum membaca part ini. Terimakasih.)

☠️☠️☠️

"Wah, seperti biasa, kau menang lagi, Sanji." puji Usopp sembari melemparkan sebotol minuman isotonik pada Sanji yang baru selesai melakukan latih tanding dengan Klub Bola CP-9. Tim Sanji sendiri adalah Klub Bola Kamabakka.

"Ah, arigatou."

"Sasuga ... Sanjiii." kali ini Chopper yang memuji. Pandangan matanya tampak bersinar ketika melihat Sanji.

Sanji tersenyum senang. Chopper terlihat sangat imut saat memandanginya.

"Hooaahmm ... apa si alis melingkar itu kalah?"

Tendangan Sanji langsung mendarat telak di kepala laki-laki beranting tiga di telinga kiri yang baru saja terbangun. Sudah sangat jelas siapa yang mengatakan itu. Siapa lagi jika bukan rival abadi Sanji?

"Heh, kau! Cari ribut!?" sergah Zoro.

"Heee??? Kau yang mulai duluan, teme ..." balas Sanji.

"Ahou, cook!"

"Konoyaro ..."

Dan seperti biasa, pertengkaran bodoh tidak berguna itupun terjadi.

Luffy yang sejak tadi mengemil jajanan, tertawa-tawa seolah apa yang dilakukan Zoro dan Sanji sangat lucu.

"Omoshi ne," ujarnya sambil bertepuk tangan.

Kemudian Luffy turun dari bangku penonton dan menghampiri keduanya yang sedang saling menarik kerah baju satu sama lain. "Sanji ... traktir niku, ya ..." tagih Luffy karena sebelum pertandingan dimulai, Sanji memang menjanjikan traktiran jikalau ia menang. Si maniak daging itu bahkan tidak peduli dengan pertengkaran Sanji dan Zoro yang masih berlangsung.

Sanji melepaskan pegangannya pada kerah kaos Zoro.

"Tidak jadi,"

"Hee?" Luffy memasang wajah kecewa.

Sanji tertawa kecil, "aku akan masak daging di rumah. Jadi tidak perlu mentraktir ke restoran." kata Sanji dengan senyum rupawannya.

"Yeay! Masakan Sanji!" seru Luffy dan Chopper girang.

☠️☠️☠️

Keesokan harinya ... ( 5.30 am. )

Brrmm ...  Brrmm ...

Mobil sport berwarna merah mencolok milik Ichiji meraung paling keras. Satu-persatu mobil anak-anak keluarga Vinsmoke mulai meninggalkan garasi dan pekarangan Kediaman Vinsmoke. Masih terlalu pagi memang, tapi mereka sudah terbiasa berangkat di jam-jam tersebut.

"Sanji? Kau belum berangkat?" tanya Reiju. Gadis manis yang kecantikannya diturunkan dari ibunya itu, menatap Sanji bingung. Beberapa hari ini, siswa dan siswi kelas XII masuk lebih siang. Karena itulah Reiju saat ini masih berdiri bersedekap di pintu utama kediaman Vinsmoke.

Sanji yang baru saja menenteng tasnya, menoleh. Ia seringkali berangkat sedikit terlambat daripada saudara-saudaranya. Putra ketiga keluarga Vinsmoke itu merupakan satu-satunya orang yang selalu pamit pada sang Ibu ketika akan berangkat kemanapun. Walaupun hingga saat ini Sora sama sekali belum sadarkan diri dari tidur panjangnya, Sanji tidak pernah absen untuk mengunjunginya minimal tiga kali sehari. Bercerita apapun, mengecup keningnya sebelum tidur, bahkan terkadang Reiju yang diam-diam memperhatikan interaksinya dengan Sora mendapati air mata Sanji lolos dari kedua matanya ketika menciumi kedua punggung tangan Sora, begitupun sorot mata Sanji yang biasanya teduh berganti dengan sesal yang amat dalam. "Eh, iya. Ada apa, Reiju? Ingin menitip sesuatu saat pulang nanti?" tawar Sanji.

One Piece Senior High School Donde viven las historias. Descúbrelo ahora