Juu Roku~16~Sixteen

839 97 49
                                    

(Mohon baca kembali part Roku~6~Six dan Nana~7~Seven sebelum membaca part ini. Terima kasih.)

☠️☠️☠️

"Nico~ya tidak ke perpustakaan, ya?" Law bermonolog seraya menutup buku yang sedari tadi dibacanya. Kurang 5 menit lagi waktu istirahat berakhir, selama itu pula Law duduk membaca buku sambil menunggu kedatangan Robin. Sejak tadi, ia tidak fokus sama sekali pada buku Biologi yang dibacanya. Tulisan-tulisan dalam buku itu serasa hanya melayang melewati matanya, sebab bayangan Robin terus memenuhi benaknya. Ia khawatir... Robin tidak mengiriminya pesan untuk alasan ketidakhadirannya di perpustakaan. Padahal, Robin selalu memberitahunya jika ia ada tugas tambahan dan tidak bisa datang saat jam istirahat ke tempat favorit mereka. Apalagi, sekarang OSIS sedang tidak ada tugas karena belum ada event-event sekolah.

Law menghembuskan napas kasar. Perasaannya tidak enak. Seperti ada sesuatu yang tidak menyenangkan sedang terjadi. Lagipula, tidak biasanya Robin begini. Ia ingin bertanya lewat aplikasi pengirim pesan, namun gengsinya lebih tinggi dari keinginannya.

'Kenapa kau tidak ke perpustakaan? Dimana kau, Nico~ya?'

☠️☠️☠️

Robin bukannya tidak ke perpustakaan, tadi ia sempat pergi kesana bersama Zoro saat mengenalkan tempat-tempat di sekolah. Sepertinya, ia dan Law berselisih jalan. Law terus menunggu Robin, tapi Robin tidak datang. Robin sendiri sepertinya lupa untuk pergi ke perpustakaan.

"Kenapa marimo sial ini ada disini!?" dahi Sanji berkerut. Ia bertanya pada Usopp disertai pancaran aura permusuhan yang ditujukannya kepada Zoro.

"Zoro sekarang sekolah disini, Sanji..." Usopp menyeruput mie ramen sambil sesekali melihat ke arah Sanji. Ia memang tadi hanya mengirim pesan pada Sanji dengan tulisan 'ada Zoro disini', bukan 'Zoro pindah sekolah disini', makanya Sanji tidak tahu.

Sanji mengumpat. "Kuso... Hidupku tidak akan damai lagi setelah ada si keparat ini,"

"Apa kau bilang!? Koki bodoh!"

"Heee... Algae." Sanji membentuk ekspresi 'nyenyenye'.

"Alis keriting!"

"Si buta arah!"

"Koki cinta!"

"Kau!!!" pada akhirnya Zoro dan Sanji mengucapkan kata yang sama.

"Fufufu... Kalian lucu, ya," Robin menutup mulut dengan sebelah tangan. Ya, sejak tadi Robin masih duduk disini. Bersama Zoro dan teman-temannya serta Sanji yang baru saja bergabung. Teman-teman Zoro yang menyenangkan, membuat Robin merasa nyaman berada di sekitar mereka.

Zoro dan Sanji menoleh serentak kearah Robin. Zoro baru ingat jika perempuan yang tadi mengajaknya tur keliling sekolah masih ada disini. Sanji mengernyit sebentar lalu tersenyum semringah melihat Robin. Ia sedikit mengenali Robin karena saat Pekan Olahraga tahun lalu, gadis itu–meskipun dulu masih kelas X–termasuk panitia yang menyediakan baju seragam lomba setiap kelas dari dua jurusan.

"Ah, Robin~chan, sedang apa disini?" sapa Sanji dan untuk sejenak ia melupakan lawan adu mulutnya, Zoro.

Kini Zoro tampak menggelengkan kepala dan menyilangkan tangannya dengan raut wajah yang mengatakan, "jangan katakan alasannya pada si keparat ini!" kearah Robin. Robin menangkap maksud Zoro dan memang sebenarnya ia tidak setega itu untuk mengatakan apa yang terjadi sebelumnya, kepada Sanji. Zoro bisa malu luar biasa kalau Robin berkata, "Roronoa~kun tadi tersesat, jadi aku memutuskan untuk mengajak Roronoa~kun tur sekolah sebentar,". Apalagi Zoro tampaknya tidak ingin setitik aib miliknya diketahui oleh si rambut pirang ini. Gadis itu bisa sedikit membaca hubungan pertemanan yang dimiliki Zoro dan Sanji. Persahabatan yang akrab karena sering bertengkar.

One Piece Senior High School Where stories live. Discover now