Juu Nana~17~Seventeen

815 94 47
                                    

SPECIAL FOR MAS ZORO'S B'DAY❤️

🎉🎉🎉 🎊🎊🎊

🤠.Happy reading.🤠

☠️☠️☠️

"Hei,"

Lelaki bersurai hitam cepak itu tidak menoleh. Dari suaranya saja ia tahu siapa yang memanggilnya. Ia terus melanjutkan langkahnya tanpa menggubris orang yang kembali memanggilnya.

"Trafalgar~san!"

Dia masih tidak berhenti. Terdengar suara langkah berderap dibelakangnya, menunjukkan bahwa si pemanggil agak berlari untuk mengejarnya. Tampaknya si pemanggil masih kekeuh melanjutkan usahanya memanggil lelaki ini.

"Tunggu, Trafalgar~san."

Ia memutuskan untuk berhenti melangkah. "Ada perlu apa?" tanya lelaki itu akhirnya. Ia sama sekali tidak membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang mengajaknya bicara. Biarkan kali ini ia bertingkah laku tidak sopan.

"Eumm, aku hanya ingin menanyakan sesuatu pada Trafalgar~san. A-apa boleh?"

Lelaki yang biasa dipanggil Law tersebut tidak menyahut. Menurutnya, apapun yang ditanyakan maupun dikatakan orang itu pasti tidak cukup penting. Law melanjutkan langkahnya, ia harus cepat kalau tidak ingin terlambat masuk kelas. Setelah kejadian tadi, ia memang langsung memutuskan untuk kembali ke kelas. Persetan dengan buku perpustakaan yang sudah dipinjamkannya untuk Robin. Untung Law sempat ingat kalau jadwal mata pelajaran setelah istirahat adalah Kimia dan gurunya sendiri adalah Magellan~sensei yang biasa terlambat karena sering sakit perut. Jadi ia sedikit tenang.

Menyadari kalau ia akan kembali diacuhkan oleh Law jika basa-basi terlebih dahulu, si pemanggil akhirnya berujar, "ini soal Robin~san."

Law sontak menghentikan langkah dan menoleh. "Apa?"

☠️☠️☠️

"Hoahmm..." Zoro menguap untuk yang kesekian kalinya.

Robin hanya melirik Zoro sekilas. Pandangannya terus tertuju pada gerakan tangan Ivankov~sensei yang tengah menjelaskan materi. Sesekali matanya bergulir mengikuti gerakan tangannya sendiri yang dengan tekun mencatat materi di buku catatan.

Zoro merasa jenuh. Bosan, kantuk, dan lapar semua berkumpul menjadi satu. Rasanya dia ingin tidur saja. Tapi, ia merasa sangat lapar. Gara-gara tadi ia sibuk bertengkar dengan Sanji, waktu makan istirahat pertamanya terlewatkan. Saat istirahat makan siang nanti, ia bersumpah akan membunuh Sanji.

"Roronoa~kun? Kau tidak mencatat?" tanya Robin disela-sela menulis.

"Hn, tidak."

"Nee? Kenapa?" Robin menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah laki-laki bersurai hijau tersebut.

"Bukan urusanmu." kata Zoro datar.

Robin terkekeh. "Apa tidak ada jawaban lain? Kenapa jawabannya selalu 'bukan urusanmu'?" Ia teringat saat Zoro baru menjadi teman sebangkunya selama beberapa menit dan ketika ditanya ia malah bilang begitu.

"Cih! Diam kau!" Zoro berdecih. Ia kesal kalau ucapannya dikomentari oleh Robin.

"Fufufu..."

Mungkin mulai sekarang, 'menggoda Zoro' akan masuk ke dalam list hal favoritーkedua setelah membaca bukuーseorang Nico Robin.

"Kau sendiri ... apa tidak capai terus-terusan belajar?" tanya Zoro dengan raut datar. Dari pagi saat ia baru masuk sekolah, gadis yang duduk disampingnya ini pasti tidak jauh dari benda bernama buku. Pensil milik Robin yang tergeletak kini ia mainkan.

One Piece Senior High School Where stories live. Discover now