Ni~2~Two

1.2K 142 55
                                    

☠️☠️☠️

"Huuh ... Nojiko kemana, sih? Sudah 2 jam aku menunggu disini tapi dia belum datang juga." Gerutu seorang gadis berambut oranye sambil bolak-balik melihat arloji di tangan kirinya.

Ia tengah berdiri sendirian di depan gerbang One Piece Senior High School. Sudah 2 jam berlalu semenjak kedua sahabatnya--Koala dan Robin--pulang.

"Ahh... aku jadi menyesal menolak tawaran Robin untuk main ke rumahnya. Gara-gara Nojiko mengajakku berburu barang discount di Mall Logue Town. Ini sudah sore, tapi Nojiko belum kelihatan juga. Hhhh.." Gadis bernama Nami itu menggerutu untuk yang kesekian kalinya.

Nami masih bersandar di gerbang sekolah sementara sekolah semakin sepi.

"Keterlaluan.... Mau sampai kapan aku menunggu disini." Gumam Nami kesal sambil melihat arloji yang kini menunjuk ke angka 4. Inginnya sih, menelepon Nojiko. Tapi apa daya, baterai ponselnya habis dan ia lupa bawa charger.

Ketika Nami masih menghabiskan waktunya untuk menggerutu, sebuah motor berhenti di hadapannya.

Nami mendongak mengamati si pengendara motor. Dari seragamnya, jelas kalau mereka masih satu sekolah. Kemeja sekolah yang sedikit menyembul dari celananya membuat Nami langsung menyimpulkan kalau dia sedikit nakal.

"Ada perlu apa?" Tanya Nami dingin ketika si pengendara motor melepas helm fullface-nya.

"Sedang apa berdiri sendirian disini?" Pemuda berambut pirang itu bertanya balik tanpa memedulikan ucapan Nami.

"Bukan urusanmu." Sahut Nami ketus. Ia tidak kenal pria ini dan mungkin mereka berbeda jurusan.

"Sepertinya kau sedang menunggu jemputan. Ini sudah lewat jam pulang. Bagaimana kalau kuantar?" Tawar pemuda dengan alis melingkar itu.

Nami mengangkat sebelah alisnya sebal. Ia memang merasa pernah melihat pria ini di suatu tempat tapi tetap saja ia tidak kenal dengannya. "Aku bahkan tidak mengenalmu,"

Pria itu malah tersenyum. "Tidak apa kalau kau menolak tawaranku. Tapi kau tak boleh melarangku untuk menungguimu disini. Aku tidak bisa meninggalkan seorang wanita yang tengah menunggu sendirian."

Nami menggali ingatan lagi. Sebagai anggota OSIS, pastilah ia hampir hapal nama seluruh warga sekolah. Kalau dari ucapannya, Nami lagi-lagi--dengan seenaknya--menyimpulkan jika pemuda ini playboy. 'Hmm, playboy? Rambut pirang? Alis melingkar?' Vinsmoke Sanji. Nama itu muncul begitu saja dari kepalanya. Setahu Nami, ia duduk di kelas XI IPA-3 dan pernah memenangkan perlombaan memasak yang diadakan oleh OSIS.

"Ah, iya. Aku Sanji. XI IPA-3." Pria itu akhirnya mengenalkan diri setelah menyadari penolakan Nami terjadi karena gadis itu tidak mengenalnya.

"Sudah tahu." Kata Nami datar.

Sanji terkekeh. "Katanya tidak mengenalku?"

Nami berdecak. "Tch, aku tahu namamu bukan berarti aku mengenalmu."

Sanji tertawa pelan. Tawa khas orang tampan. "Namamu siapa?" Ia akhirnya tidak tahan untuk bertanya.

"Nami."

"Nama yang bagus. Boleh kupanggil Nami~san?"

"Terserah."

Keduanya lalu saling diam. Nami mengamati arlojinya kembali dan Sanji menyulut rokok yang baru diambilnya dari saku jas dengan pemantik.

'Fuuh...bagaimana ini? Jika aku pulang terlambat aku bisa dimarahi Genzo. Tapi Nojiko juga belum kelihatan. Hhh.' Pikir Nami.

One Piece Senior High School On viuen les histories. Descobreix ara