San Juu Ni~32~Thirty Two

690 66 27
                                    

(Mohon baca kembali part Ni Juu Ni~22~Twenty Two dan Ni Juu San~23~Twenty Three sebelum membaca part ini. Terima kasih.)

This Part Special for Sannami Week Day 4! So, take a look at multimedia 👆🏻💙

☠️☠️☠️

"Sanji!"

Seluruh murid kelas XI IPA-3 serentak menoleh ke arah pemuda yang dipanggil dan menanti dia menyahuti sang guru supaya ia terlihat benar-benar bernyawa. Sedari tadi, lelaki itu memang tidak bersuara ketika dipanggil untuk menjawab pertanyaan. Pudding—gadis manis berkuncir dua—yang duduk di baris kedua dari depan, menatap laki-laki tampan itu khawatir. Namun, sesuai apa yang ia khawatirkan, tidak ada jawaban sama sekali dari mulut pemuda tersebut.

Geram, guru tersebut berjalan cepat menghampiri bangku Sanji. "Vinsmoke Sanji!"

Sanji tersentak. Lamunannya lenyap seketika.

"Hai'! Jack~sensei!"

Jack~sensei bersedekap dengan dagu mendongak. Tatapannya tajam, seolah mencoba mengintimidasi Sanji. "Bisa kau ulangi pertanyaan yang saya tanyakan padamu, tadi?"

Sanji terdiam. Mencoba mengingat-ingat, barangkali ada beberapa kata yang ia terima dari penjelasan Jack~sensei dan diserap oleh otaknya. Namun, kosong. Tidak ada jawaban yang dapat diutarakannya. Karena sedari tadi, pikirannya sibuk memikirkan gadis pengobrak-abrik seluruh tatanan hatinya. Akhirnya ia putuskan untuk menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sebagai bentuk gelengan kaku.

Pria berambut pirang panjang acak-acakan dengan wajah garang itu melotot. Membuatnya semakin terlihat seram. "Keluar dari kelas saya, Vinsmoke Sanji! Sekarang!" murka Jack~sensei. Sanji tidak terkejut sama sekali, padahal banyak murid yang terlonjak kaget akibat seruan Jack~sensei. Ia bangkit tanpa ekspresi. Ini memang kesalahannya.

Seluruh manik mata siswa dan siswi XI IPA-3 kini tertuju pada laki-laki beralis melingkar itu. Sanji tidak pernah membuat kesalahan, apalagi sampai dikeluarkan dari kelas. Dia termasuk golongan murid lumayan teladan. Sehingga, kesalahannya ini jelas membuat semua orang berpikir, ada apa dengannya?

Kedua bola mata Pudding bergulir mengikuti pergerakan Sanji menuju pintu kelas. Ia khawatir pada lelaki itu. Karena Sanji sendiri adalah tipe orang yang selalu fokus dan jarang sekali kehilangan perhatiannya pada pelajaran. Mungkinkah ada sesuatu yang mengganjal pikiran Sanji? Dan, apa itu?

☠️☠️☠️

Tuk. Tuk. Tuk.

Sudah kesekian kalinya suara tersebut terdengar hampir memenuhi seluruh penjuru perpustakaan. Beruntung, Profesor Clover tengah menata buku di bagian gudang perpustakaan. Sehingga pria berumur hampir setengah abad tersebut tidak mendengar bunyi-bunyian agak bising itu. Suara tersebut berasal dari meja berbahan dasar kayu milik perpustakaan yang menghasilkan bunyi akibat ketukan tidak berirama dari seorang gadis bernetra cokelat sedikit oranye.

"Robin,"

"Ya?" Gadis dengan senyum anggun nan menawan itu menumpuk sejumlah buku dan langsung menoleh pada perempuan pemanggil namanya.

Bibir perempuan yang memanggil sedikit terbuka. Seperti hendak mengatakan sesuatu namun urung.

Robin menatapnya dengan sorot bingung lalu melanjutkan kegiatannya kembali. "Ara. Kau ingin mengucapkan sesuatu, Nami?" tanya Robin. Tangannya terus bergerak memindahkan tumpukan buku.

Nami menarik napas lantas membuangnya kasar. Dia tampak … kesal?

"Sampai kapan kita di sini?" tanyanya lelah. Nami terpaksa berada di sini—menemani Robin—karena partner kutu buku Robin, alias Trafalgar Law tengah tidak ada di tempat. Ia beberapa kali ikut membantu Robin memindahkan buku-buku di perpustakaan. Walau tidak membantu banyak dan kini gadis itu duduk santai di kursi baca perpustakaan dengan kedua tangan memangku wajah di atas meja.

One Piece Senior High School Where stories live. Discover now