Ni Juu Go~25~Twenty Five

765 80 47
                                    


☠️☠️☠️

"OII … aku sudah menunggumu sejak tadi, Hancock!"

Deg!

Tatapan dari seluruh penjuru kelas langsung menyerbu Luffy. Tidak menduga kalau Luffy betul-betul menunggu Hancock. Meski sebagian kecil dari mereka menganggap bahwa Luffy benar-benar menunggu Hancock, tapi tetap saja mayoritas mereka berpikiran kalau Luffy hanya asal ceplos. Iya, asal ceplos. Tidak ada yang bisa menebak akal pikiran lelaki bercodet di bawah mata kirinya itu. Lagipula, sejak kapan Luffy dan Hancock dekat? Momen keduanya bercakap-cakap saja bisa dihitung jari.

Setiap orang, menampilkan reaksi yang berbeda-beda. Begitu pula Hancock. Gadis yang namanya disebut dan jelas ada sangkut-pautnya dengan kehororan pagi tadi itu, tentu saja sudah tersipu malu hingga asap panas keluar dari ubun-ubun. Sementara Usopp memperlihatkan ekspresi tercengang, Luffy malah dengan santai tergelak.

"Shishishi …" begitulah tawanya.

'Lu-Luffy menungguku? Sejak tadi?' Otaknya sedang sibuk memproses kata-kata Luffy.

"Oi, Hancock. Kemarilah. Aku ingin memberikan sesuatu padamu," ujar Luffy dengan gestur tubuh mengambil sesuatu dari tas sekolahnya. Hancock tidak merespon. Dirinya masih mematung di tempat.

Hancock sampai ingin berteriak saking senangnya. Ah, memang kapan ia tidak senang jika menyangkut Luffy?

'Tu-tunggu … barusan ia juga, memanggil namaku? Lagi?'

Luffy sudah mengeluarkan bungkusan dari dalam tasnya lantas melambaikan tangan sesaat pada Hancock yang tak kunjung menghampirinya. Gadis itu segera tersadar dan tergopoh-gopoh mendatangi Luffy. Semua murid kelas XI IPS-3 beserta Usopp, kini diam menyaksikan keduanya. Seakan-akan mereka tengah menonton drama romantis. Beberapa 'Hancockstan' pun ada yang sudah menggeram kesal, tepatnya pada Luffy—mereka benci mengakuinya—karena laki-laki bodoh menyerempet tolol itu disukai oleh Boa Hancock, idola mereka. Perasaan tidak terima muncul dari relung hati para 'Hancockstan'.

"I-iya, Lu-Luffy?" Hancock berhenti beberapa langkah dari meja Luffy. Telapak tangannya mulai agak berkeringat.

"Nee, mendekatlah lagi,"

Dengan kedua kaki yang bergetar hebat, Hancock berjalan pelan selangkah demi selangkah. Luffy memerhatikan Hancock dengan cengiran yang setia terpatri di wajahnya.

"Hee, baiklah! Aku ingin mengembalikan ini." Luffy memberikan bungkusan yang terikat kain itu pada Hancock.

"A-apa i-ini?"

Luffy tidak menjawab, ia malah beralih pada Usopp. "Oi, Usopp. Kau tidak kembali ke kelasmu?" tanya Luffy. Usopp terkesiap saat pandangan seluruh penghuni kelas sekarang terarah padanya. Tunggu dulu … sejak kapan Luffy memedulikan hal seperti itu? Usopp mengusap layar ponselnya dan menyadari kalau jam pertama sudah terlewat 5 menit.

"Ah, benar. Sampai jumpa," Usopp beranjak setelah membereskan kertas berisi coret-coretan visi-misi yang dibuatnya.

Saat sudah sampai di ambang pintu, Usopp menoleh. "Kupikir, kau makin aneh, Luffy." sambungnya lalu benar-benar melangkah pergi.

Luffy memiringkan kepala ke kiri tanda otaknya tidak bisa mencerna kata-kata Usopp, meski biasanya juga selalu seperti itu. Ia mengedikkan bahu acuh lalu kembali menatap Hancock. Hancock langsung menunduk ketika tatapan Luffy tertuju kepadanya. Dia bisa gila jika terus begini!

"E-em, bungkusan ini, apa boleh ku-kubuka di sini?"

"Shishishi, tentu saja,"

Seluruh siswa dan siswi masih terus mengamati serta mendengarkan dengan seksama dialog antara mereka berdua. Beberapa siswi bahkan terlihat menahan anggota 'Hancockstan' yang kalap ingin menyerang Luffy. Bagaimana tidak kesal? Idola yang selama ini mereka agung-agungkan, tampak seperti gadis kasmaran saat bersama si idiot Luffy. Bukannya para 'Hancockstan' itu ingin mengekang sang idola dengan menunjukkan rasa tidak terima melihat Hancock bersama lelaki lain (selain mereka) itu terang-terangan, tetapi, laki-laki yang ditatap penuh cinta itu adalah Luffy! Si maniak daging yang mem-favoritkan kalimat "Hoo … sokka,"! Baiklah, jika laki-laki tersebut berwajah tampan pas-pasan dan lumayan pandai seperti Coby, mereka akan (sedikit) menerimanya. Tapi … kenapa Luffy?

One Piece Senior High School Where stories live. Discover now