-; Tiga Puluh Enam

2.1K 331 76
                                    

Ig : sugar.plxm_

Selamat membaca teripang

🎥

Tubuh yang awalnya berlutut sembari meminta ampunan perlahan mulai berdiri kala telinga mendengarkan penjelasan dari mulut Taeyong.

Semua tentang Karina, perasaan, dendam sudah direncanakan dengan sangat matang. Jaehyun merasa sangat bodoh, hatinya sudah terlanjur terbelenggu dengan penyesalan. Sangat bodoh.

Dan sekarang ia menyaksikan Taeyong menangis tersedu - sedu. Jaehyun pernah membaca sebuah kutipan, bila seseorang mengatakan sesuatu dan itu membuatnya menangis, pasti itu sangat menyakiti perasaannya.

Ada dua hal yang dipikirkan Jaehyun saat ini sembari menerka - nerka. Taeyong menangis karena merasa emosi. Atau dia menangis karena apa yang Taeyong lakukan tidak hanya menyakiti Jaehyun, namun dirinya sendiri ikut terluka.

Bila Taeyong juga merasa sakit karena rencananya, lantas kenapa?

Cukup lama bergelut dengan pikiran, Jaehyun berjalan mendekati Taeyong. Perasaannya bercampur aduk, dia marah, kesal, sedih, sakit hati, kecewa, entah lah Jaehyun tidak tahu apa yang tengah di rasakan hati ini sekarang. Walau langkah yang ia ambil sangat berat, Jaehyun tetap melakukannya.

" Taeyong, " panggil Jaehyun lirih sembari berjongkok . Sorot matanya menyendu, tangan Jaehyun terulur ingin mengusap butiran - butiran air mata dari pipinya. Namun sebelum itu terjadi, Taeyong sadar dan langsung mengusap pipinya pelan.

Mendapati hal itu, Jaehyun menarik kembali tangannya. Menunduk sejenak seraya menarik nafas panjang, posisi mereka sekarang sudah setara. Sama - sama merasakan penyakit hati hingga kehilangan cinta.

Kepala Jaehyun kembali mendongak," Penjelasan tadi bikin kamu sakit hati? "

Pertanyaan itu membuat Taeyong tertegun. Hal itu menyadarkan dirinya. Apa yang barusan ia lakukan? Mengapa ia menangis?

" Aku gak tau, " jawab Taeyong.

Dan itu bukan jawaban yang tepat.

Tiba - tiba dapat Taeyong rasakan adanya beban berat pada tubuhnya. Ia terdiam untuk seperkian detik. Rengkuhan itu terasa sangat berat, kala Jaehyun meletakan dagunya pada bahu Taeyong sembari mengusap belakang kepala pelan. Lagi - lagi Taeyong menjadi rapuh dan mulai terjatuh dalam perasaan terdalamnya.

Jaehyun merengkuh tubuhnya sangat erat.

Dan dapat Jaehyun rasakan bahu pria manis itu bergetar hebat bersamaan dengan suara isakan yang kembali terdengar.

" Sttt, jangan nangis. Aku sedih kalau kamu sama aku, kamu selalu nangis. " ujar lembut Jaehyun tepat ditelinganya.

" Kalau kamu nangis terus gini, mending aku pergi. Tujuanku ke sini buat nebus kesalahan, tapi bukannya tambah baik kamu tambah luka. Udah ya...udah, " tanpa disadari, genangan air mata Jaehyun semakin banyak kala Taeyong membalas pelukannya dengan tangisan yang semakin hebat.

Jaehyun memejamkan mata, ia tidak tega melihat Taeyong dalam kondisi seperti ini. Memang semua tidak akan berakhir buruk bila Jaehyun tidak mendua. Dan sekarang semesta sudah bekerja, mereka hanya bisa menerima apa yang sudah diperbuat, bagaimana pun itu resikonya.

Setetes air turun dari mata kiri Jaehyun, mengetahui itu membuatnya mendecak pelan, padahal Jaehyun sudah menahannya mati - matian.

" Setelah ini aku gak bakal ada di hadapan kamu lagi, gak bakal ganggu, dan gak bakal lukain kamu. Aku berdoa semoga kehidupan kamu setelah ini membaik ya, maaf ya udah jadi salah satu kenangan kelam. Aku sayang kamu. " pelukan dilonggarkan oleh Jaehyun. Pria berlesung pipi itu menangkup kedua pipi Taeyong, mencoba tersenyum walau matanya menangis.

Bioskop ⚝ Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang