Ia lantas menarik dasi dan membuka dua kancing seragamnya yang sedikit kebesaran. Rambutnya yang tadi berantakan karena diacak-acak, sekarang ia cepol asal dan terakhir gadis itu mengeluarkan seragamnya.

Ares melihat semuanya langsung terdiam, berusaha mencerna maksud tindakan gadis itu. Jadi selama ini dia ditipu? Bukan hanya dirinya tapi semua orang.

Gadis polos yang selalu berpakaian rapi, gadis yang selalu mengejar ngejar Ares tapi selalu menerima penolakan, dan gadis yang di pandang sebelah mata karena sifatnya seperti anak anak. Ternyata memiliki penampilan asli seorang bad girl. Kalian bisa menebak siapa gadis itu?

"Lo bangsat! Mau lo apa sebenarnya?!"

Aurora tak menjawab tapi dia melangkahkan kakinya semakin mendekat kearah Ares dan mengkungkung Ares dengan kedua tangannya.

"Lo--"

Belum selesai terucap, sebuah benda kenyal menempel di bibirnya, perlahan melumatnya dengan lembut.

Untuk sesaat Ares merasa linglung, namun kesadarannya kembali saat ciuman sepihak itu terlepas.

Aurora berjalan ke pojok dan mengeluarkan sebuah benda tanpa ragu menghisapnya dan mengepulkan asapnya ke wajah Ares membuat Ares benar benar murka.

"Lo munafik Aurora," desis Ares dingin dengan tatapan tajamnya.

Aurora terkekeh sinis, kembali menghisap vape nya dan menghembuskannya ke arah Ares.

Asal lo tau, cewek yang lo panggil Aurora itu lagi tidur nyenyak.

"Munafik heh?" tanya Aurora.

"Lo bersikap polos cuma buat nipu semua orang, tapi nyatanya lo brengsek," ujar Ares semakin tajam.

"Gue emang brengsek," ujar Aurora membenarkan.

"Balapan, clubing, ngerokok, ngevape, tawuran, membunuh, bahkan keluar masuk penjara, gue udah pensiun Ares. Terus lo mau apa?" tanya Aurora dengan raut wajah tenang.

Ares semakin tak habis pikir saat mendengarnya. Jika dilihat dari wajahnya Aurora sama sekali tidak ada ciri ciri untuk melakukan semua itu. Yang semua orang tahu, Aurora adalah gadis lugu yang kekanakan, sosok liar dalam dirinya adalah Felix, yang terbentuk akibat trauma masa lalu.

"Sekarang lo tau, kenapa gue bisa ngalahin lo waktu balapan?" Aurora mengingatkan

Ares ingat, saat itu Aurora mengajaknya balapan. Awalnya Ares ragu akan kemampuan gadis itu tapi tanpa di sangka ternyata dengan mudahnya gadis itu mengalahkannya.

"Ingat? Lo ngelawan senior." Aurora, atau tepatnya Felix, tertawa meremehlan.

Ares mendengus. Dirinya seperti melihat cerminan dirinya sendiri pada Aurora, dari cara bicaranya dan kelakuannya benar benar seperti Ares. Membuat Ares kesal.

"Jadi apa tujuan lo bawa gue kesini?" tanya Ares dingin, sepertinya dia mulai sedikit tenang.

Aurora kembali memasukan vapenya ke saku seragamnya dan menegakan tubuhnya.

Tanpa aba-aba, Aurora menodong Ares dengan sebuah pisau, Ares terkejut dan hanya menutup matanya tapi dia tidak merasakan apapun, Ares akhirnya membuka matanya perlahan.

"Reflek yang buruk," komentar Aurora menurunkan pisaunya.

Ares masih terkejut seketika mendesis kesal, siapa yang tidak terkejut kalau sedang bicara serius langsung di todong pisau?! Dan dengan entengnya Aurora bilang kalau Ares mempunyai reflek yang buruk? Ck.

Aurora terkekeh saat mendapati raut wajah Ares yang kesal.

"Liat sekeliling lo."

Mata Ares menelisik ke sekeliling, dia bisa melihat seluruh dinding penuh dengan foto foto dirinya.

Mulai dari saat Ares masih kecil sampai sebesar ini. Aurora tidak ada kerjaan atau apa? Sampai rela mengumpulkan semua foto fotonya

"Lo tau, gue cinta sama lo," ujar Aurora masih tenang.

Ares mengalihkan pandangannya kembali pada Aurora, Ares memandangnya dingin.

"Lepasin gue!" desis Ares tak memperdulikan kata kata Aurora.

"Lo tau kalau gue selalu ngejar ngejar lo?" tanya Aurora lagi.

"Gue bilang lepasin gue!" ucap Ares lagi lagi tak memperdulikan Aurora.

"Dan lo, dengan gampangnya selalu ngusir gue," ucap Aurora lagi matanya mulai menajam.

Ares diam, mencoba melepaskan ikatan di tangan dan kakinya.

"Dan kemarin lo mempermalukan gue," ujar Aurora menyeringai.

Ares mulai was was.

Bugh!

Aurora membabi buta, gadis itu memukul wajah Ares dan mencambuknya berkali kali.

"Arrghhhh!!" teriak Ares kesetanan, pukulan Aurora tidak main main. Badan Ares seperti remuk.

"Pulang dan jangan pernah bilang siapapun soal ini!" peringat Aurora dingin.

"Kalau sampai lo bilang sama orang lain..." jeda Aurora, mendekatkan bibirnya pada bibir Ares.

"Gue nggak segan segan bunuh sahabat lo," ucal Aurora berbisik di depan bibir Ares.

"Ngerti?!"

"Ssshh....i-iya," ujar Ares sedikit meringis.

"Good boy." Aurora kemudian menepuk nepuk kepala Ares. Sungguh Ares merasa seperti seekor anjing.

"Ayo gue antar," ucap Aurora seraya melepaskan ikatan Ares.

Ares yang sudah lemas pun hanya diam, Aurora membopong Ares dan menuntunnya ke mobil.

Aurora mengantarkan Ares pulang, dia kembali menuntun Ares memasuki rumahnya.

"Bi tolong!!!" teriak Aurora.

"Ya Allah, Den Ares kenapa neng?" tanya bibi panik.

"Tadi saya nemuin Ares udah di keroyok preman Bi," jawab Aurora polos.

Preman apaan. Kucing garong iya. Batin Ares kesal

"Yasudah, tolong antarkan ke kamarnya ya Neng."

"Iya Bi."

Aurora membopong Ares ke kamarnya. Kemudian membaringkan Ares ke kasur dengan hati-hati.

"Shh..." Ares meringis.

"Maaf, gue pulang. Good night," ucap Aurora, mengelus pipi Ares yang terdapat lebam.

Ares memandangnya sinis. Aurora tak perduli dan segera turun ke bawah. Setelah pamit dengan bibi, Aurora pun menjalankan mobilnya kembali pulang.

*****
Tiktok: lalae_mtrsr17

Instagram:

@lalae_mtrsr

@auror_aathalla

@aresaldbrn

@arthurrajanendra

@darre_nganteng

@adimasreynaldo4

@allericcrew

Secret Crazy Girl [Terbit]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora