05

151K 17.7K 6.4K
                                    

Happy reading
.
.
.
.
ᴇɴᴊᴏʏ!

"SEMBUNYIIN GUE BURUAN!” Ares berteriak sembari berlari menghampiri para sahabatnya. Napas pemuda itu memburu.

"Kenapa, Bos? Lo dikejar siapa?" tanya Rey ikutan panik.

"Si bocil gila, cepetan sembunyiin gue!" desak Ares tak sabar. Matanya meliar, mencari tempat yang sekiranya cocok untuk bersembunyi.

Para sahabat Ares seketika melongo. Raut Ares yang satu ini, baru pernah mereka lihat. Biasanya walaupun berhadapan dengan musuh yang membawa senjata tajam, Ares akan tetap santai. Dan sekarang, hanya karena dikejar seorang gadis, Ares sampai sepanik ini.

Gadis itu selalu mengganggu Ares sejak seminggu yang lalu. Mulai dari selalu muncul tiba-tiba bagaikan hantu, menggoda Ares, berteriak memanggil Ares, dan mengejar-ngejar Ares seperti sekarang. Bahkan gadis itu pernah masuk ke kamar mandi laki-laki hanya untuk mencari Ares.

Segala cara telah Ares lakukan untuk menjauhkan diri dari gadis itu. Mengusir seperti biasa, mengatakan kata-kata kasar, bahkan sampai membentak gadis itu. Namun, semuanya sia-sia, gadis itu terus saja menempel pada Ares seperti anak ayam pada induknya. Gila. Lama-lama Ares akan benar-benar gila karena gadis itu.

"ARES, TUNGGUIN RARA!!" pekik Aurora, sembari berlari menghampiri Ares yang belum sempat bersembunyi. Pemuda itu menghela napas pasrah.

"Heh, bocil, ngapain lo ngintilin gue? Lo nggak ada kerjaan selain gangguin gue? Dasar benalu!" Ares kembali membentak dengan kasar. Aurora menggeleng kuat-kuat.

"Kerjaan Rara kan harus selalu di deket Ares untuk melindungi Ares dari segala macam mara bahaya," ucap Aurora dengan semangat menggebu-gebu.

Ares mendelik kesal. Dia pikir Ares anak kecil yang harus dilindungi? Lagi pula mana bisa gadis itu melindunginya. Untuk melindungi diri sendiri saja harus di pertanyakan. Ares menganggap omongan Aurora hanya candaan semata.

"Lo mau lindungin gue dari diri lo sendiri?" tanya Ares sinis.

"Hah?" Aurora memasang wajah bingung.

"Lo kan ancaman buat gue, jadi lo harus jauhin diri lo dari gue!" ujar Ares  ketus.

"Oh, Rara tau, Ares takut hati Ares terancam suka sama Rara kan?" tanya Aurora dengan senyum menyebalkan, menurut Ares.

Para sahabat Ares hanya menggeleng pelan melihat tingkah Aurora. Mereka juga terhibur dengan ke-absurd-an gadis itu.

"Ck, minggir sana gue mau lewat!" Ares mendorong bahu Aurora.

"Ares mau ke mana?" tanya Aurora.

"Bukan urusan lo!" balas Ares datar.

"Ya udah sih sensi amat, PMS ya?" tanya Aurora, menusuk-nusuk bahu Ares dengan telunjuknya jail. Sang pemuda menggemertakkan gigi emosi.

"MAU GUE LEMPAR LO?!" Ares membentak kasar. Aurora justru mesem-mesem.

"Mau, lempar ke hati Ares, ya?" Balasan nyeleneh Aurora makin membuat Ares jengkel.

"Pergi sekarang atau ...." Ares sengaja menjeda kalimatnya.

"Atau apa?" tanya Aurora, menaikkan dagu menantang.

Ares menyeringai. "Atau gue lempar dari atas rooftop," lanjutnya sadis. Aurora langsung cemberut.

"Ih, kok gitu. Kalo di novel novel kan 'pergi sekarang atau gue cium' gitu!" Aurora bersungut-sungut membuat Ares menghela nafas sabar.

Secret Crazy Girl [Terbit]Where stories live. Discover now