08

136K 16.6K 1.8K
                                    

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ!
.
.
.

Sekarang Aurora tengah berada di mansion milik Alexander. Gadis itu berniat untuk berpamitan sebelum pergi ke Inggris, sendirian untuk pertama kalinya.

"Kakek, aku berangkat, ya." Aurora berucap tanpa gairah.

Sejujurnya ia takut tersesat di sana, tetapi Alexander mengatakan sudah menyiapkan orang-orangnya untuk mendampingi gadis itu.

"Jaga dirimu baik-baik, ya. Ingat, jangan sampai telat makan, dan lupakan sejenak masalah hatimu," ujar Alexander diakhiri dengan kekehan.

Pria itu memang tau masalah Aurora dan Ares, dari orang suruhannya. Tentu saja Aurora tidak akan menceritakan mengenai urusan yang menurutnya sepele itu.

"Ck, tenang saja. Apa yang menjadi milikku pasti akan aku rebut kembali," tekat Aurora, membuat Alexander tersenyum.

"Kamu memang duplikatku." Pria itu mengelus rambut Aurora.

"Aku memang duplikatmu. Jadi, tidak salah kan, jika aku mengambil dia dengan cara yang sama seperti Kakek mendapatkan Nenek dulu?"

Ucapan Aurora kali ini membuat Alexander melebarkan mata.

"Jangan gila kamu!" seru Alexander terdengar was-was. Aurora terbahak.

"Kakek, aku bercanda. Aku tidak akan menyakitinya, tapi untuk sedikit bermain apa boleh?" Gadis itu menaikturunkan alisnya, menggoda.

"Ck, terserah. Tapi jangan tampakan wajah menjijikanmu itu!" kata Alexander sinis.

"Bilang saja aku imut, dasar pembohong! Sudah tua tapi tidak ingat dosa," cibir Aurora.

"Heh, kamu mau Kakek coret dari daftar calon istri Ares?!" ancam Alexander.

"Aish, Kakek, kenapa aku baru tau kalau Kakek sangat tampan. Kalau aku sudah tua, aku pasti mau menikah dengan Kakek." Aurora mengeluarkan rayuan mautnya.

"Jangan menggodaku!" Alexander justru mendengkus, membuat Aurora cengengesan.

"Sudah, lebih baik kamu berangkat cepat," ucap Alexander seraya melihat arlojinya.

"Iya, iya, Kakek disini jaga kesehatan, ya. Jangan makan makanan yang banyak minyaknya, minum air putih yang banyak, istirahat yang cukup, jangan capek-capek kerja, dan satu lagi ...." jeda Aurora sambil menarik napas.

"Jangan terlalu banyak membocorkan soal Athalla," ucap Aurora sedikit berbisik.

Alexander mengibaskan tangan. "Tenang saja."

Setelahnya Aurora pergi ke bandara untuk berangkat ke Inggris guna menghadiri pembukaan cabang perusahaan keluarganya yang pertama di negara itu.

***

Berjam-jam lamanya perjalanan Aurora sampai ke Inggris. Alih-alih istirahat, Aurora langsung pergi ke kantor. Dia berencana menginap di kantor saja. Karena waktu sudah lumayan malam jadi hanya ada beberapa pekerja yang masih lembur di sana.

"Selamat datang, Nona muda Athalla," sapa salah satu orang yang memang ditugaskan Alexander untuk mengikuti Aurora.

"Terima kasih, Kak Tya," kata Aurora dengan senyum tipis. Pegawai tadi membungkuk sopan dan pergi dari sana.

Aurora bergegas menuju ke ruang pribadi, tak sabar untuk beristirahat. Gadis itu mendudukkan dirinya di kursi.

Matanya menangkap sebuah foto keluarga besar yang tengah tersenyum bahagia ke arah kamera.

Secret Crazy Girl [Terbit]Where stories live. Discover now