03

166K 18.6K 4.5K
                                    

Happy reading
.
.
.
ᴇɴᴊᴏʏ!

Bel istirahat berbunyi, para inti Alleric bergegas pergi ke kantin. Sesampainya di sana, mereka menuju ke meja pojok yang merupakan meja khusus geng Alleric.

Tak ada yang berani menempatinya, mereka takut berurusan dengan Alleric apalagi ketuanya Ares. Padahal, para pemuda itu tak pernah melarang siapapun duduk di sana.

"BI YUM.... PESEN BAKSO SAMA ES JERUK EMPAT YAH!" Darren berteriak dari bangkunya.

"SIAP DEN!" balas bi Yum sambil berteriak pula.

"Dasar toa," cibir Ares.

"Hehe, kalo nggak gitu mana kedengeran, Bos." Darren cengengesan sambil menggaruk pelipisnya.

Rey berdecak. "Harusnya lo pesen kesana jangan teriak, ogeb!"

"Mager," balas Darren seadanya.

Beberapa saat kemudian, pesanan mereka sampai. Keempatnya makan dengan tenang sebelum suara bising menghentikan kegiatan mereka.

"Kalo jalan tuh pake mata bukan cuma pake kaki, lo nggak tau siapa gue, hah?!" bentak Laura kepada seorang gadis cupu yang tengah menunduk ketakutan.

Pemandangan itu menjadi hiburan tersendiri bagi seluruh penjuru kantin termasuk inti Alleric.

"Ck, jaman sekarang manusia pada nggak punya hati, bukannya di tolong malah ditonton." Rey mengelus dagu sambil menggeleng tak habis pikir.

"Namanya juga setan," sahut Arthur tanpa ekspresi.

"Anjir, lo sekali ngomong nge-jleb banget, Thur!" Darren berucap dengan ekspresi berlebihan.

"Tolongin sana, Bos!" titah Rey yang di balas tatapan tajam Ares.

"Siapa lo merintah gue?" tanya Ares dengan raut lempeng.

"Gue? Gue siapa?" tanya Rey sambil calingak-celinguk.

"Bego," gumam Arthur.

"Mending lo aja yang tolongin sana!" suruh Darren.

"Males bukan urusan gue juga," jawab Rey.

"Kok gitu? Tadi aja lo nyuruh nyuruh," tutur Darren, mengerutkan dahi sebal.

Mereka tidak pernah perduli urusan orang lain selagi hal itu tidak mengganggu ketenangan mereka. Walau tidak bisa berbuat baik setidaknya mereka tidak berbuat jahat.

"M-maaf Ka-k," cicit gadis itu terbata bata sambil menunduk.

"Kalo orang lagi ngomong tuh liat orangnya!" bentak Laura makin emosi.

"Permisi permisi, Rara numpang lewat." Seorang gadis memecah aksi tegang tersebut.

Dia dengan santainya melewati celah antara Laura dan si cupu. Seluruh penjuru kantin dibuat melongo.

"HEH BERHENTI LO!" teriak Laura pada Aurora yang sudah agak jauh.

"Aku?" Aurora menunjuk dirinya sendiri dengan raut lugu.

"Iyalah lo, emang siapa lagi?!" ujar Laura geram.

"Oh kirain, kenapa, Kak?" tanya Aurora sopan.

"Pake nanya lagi, otak lo ditaro mana, hah? Nggak ada sopan santunnya sama Kakak kelas, main lewat aja!" bentak Laura dengan mata mendelik.

"Otak Rara di kepala Rara lah, pake nanya. Kakak bodoh, ya?" Balasan Aurora makin membuat seluruh penjuru kantin termasuk inti Alleric tertawa, selain Ares dan Arthur yang diam.

Secret Crazy Girl [Terbit]Where stories live. Discover now