Chapter 28. Benang Merah (Zack)

12 2 0
                                    

Chapter 28. Benang Merah (Zack)

Zack merasakan dejavu ketika melihat senyuman Charis setelah si gadis buta menyetujui perjanjian yang ceroboh. Sama seperti dirinya, juga Young, Sam dan Yasuo. Bedanya gadis itu merekrut anggota yang bukan Letifer, melainkan seorang Penyihir murni.

Zack tidak mengerti arah tujuan Charis. Bukankah ini sudah kelewatan?

"Kita perlu bicara," kata Zack, ia tidak tahan untuk melototi Charis. Charis terlihat kaget ketika Zack tiba-tiba mencegatnya. "Sekarang."

Charis terpaksa mengikuti Zack melangkah meninggalkan ruang tamu, menuju ke ruangan sebelah yang adalah sebuah dapur. Zack memang berniat akan meminjam dapur untuk mengambilkan minum yang akan ia berikan pada Gwen.

Gwen masih merasakan syok setelah mendapat sentuhan Charis, yang sepertinya mengorek isi pikiran Gwen. Sama seperti yang pernah dilakukan pada Zack, tapi kali ini tanpa izin. Benar-benar tidak sopan kan?

Zack menemukan gelas dan dispenser, ia segera mengisi gelas tersebut.

"Apa?" Charis bersandar di samping pintu dengan tangan terlipat di dada, melototi Zack.

Zack menarik nafas. "Kau tidak serius kan merekrut Gwen?"

"Aku serius," tandas Charis.

"Ini tidak benar."

"Kita butuh Penyihir yang stabil."

"Charis, kau lihat keadaannya?"

"Dia Penyihir yang sempurna," Charis seolah tidak mendengarkan kata-kata Zack. "Jangan melihat dari kelemahannya. Dia adalah penyihir terbaik yang baru kali ini kudapatkan. Maksudku, untuk seusia itu, dia benar-benar penyihir yang cukup hebat."

Zack menggelengkan kepala. Bukan ini yang ingin ia dengar.

"Tapi kita tidak boleh sembarangan merekrut orang," kata Zack kesal. "Kau akan membahayakan dirinya."

"Kau yakin?" tanya Charis mengerutkan dahi. "Aku hanya memberikan peluang untuknya. Masalah hidup mati sudah pasti ditanggung masing-masing."

"Semua orang tidak sehebat dirimu, Charis. Kami bahkan tidak pernah keluar dari kota ini. Dan kami juga tidak pernah berurusan dengan Pembasmi sepertimu. Menurutmu apa yang akan terjadi jika kami tertangkap? Memangnya kami bisa meloloskan diri seperti dirimu?"

Charis menarik nafas. "Kalau kau merasa takut, kau bisa mundur."

"Charis... Bukan..."

"Tanyakan sendiri pada Gwen," sela Charis segera. "Dan juga pada Young. Jika kalian tidak menyetujui ideku, aku siap menghapus ingatan kalian. Aku akan pergi dari kehidupan kalian dan mengurusnya sendiri."

"Kau tidak bisa menghapus ingatan kami," tandas Zack dan ia yakin ia tepat karena Charis membelalakan mata padanya. Gadis itu kalah telak sekarang. "Kemampuanmu tidak berefek pada kami. Aku benar kan?"

Charis menggigit bibirnya, ia tampak tidak suka kalah beradu mulut dengan Zack. "Gwen butuh minumannya." gadis itu menyerah dan segera berbalik pergi.

Zack membawakan minuman pada Gwen, dan ia tidak melihat keberadaan Charis di ruang tamu. Gadis itu telah pergi begitu saja.

"Terima kasih," ucap Gwen.

"Sama-sama, sudah merasa lebih baik?"

"Hmm, lumayan. Sebenarnya apa yang telah terjadi? Dan dimana Charis?"

Zack tidak mengerti bagaimana gadis itu bisa menyadari kepergian Charis. Gwen terlihat terlalu normal untuk gadis yang buta. Hei, Gwen benar-benar buta kan?

"Gwen buta sebagian," Young seolah memahami ekspresi bingung di wajah Zack.

"Oh," Zack segera mengangguk mengerti. Pertanyaannya telah terjawab.

"Gwen, terima kasih, tapi kurasa kau tidak perlu terhasut oleh ajakan Charis," Young tampaknya berada di kubu yang sama dengan Zack, menentang Charis namun terjebak pada perjanjian mereka terhadap gadis tersebut. Tentu saja Young juga tidak ingin melibatkan orang lain dalam rencana berbahaya mereka.

"Hmm, tapi Charis sepertinya tahu apa yang terjadi pada orangtuaku." kata Gwen, ekspresinya berubah muram. "Dulu aku tinggal di Varlas bersama orangtuaku. Dan tepat di ulangtahunku yang ke 9, orangtuaku menghilang. Alona adalah pengasuhku ketika itu. Dan berdasarkan wasiat orangtuaku, kami pindah ke Burdenjam untuk menempati rumah yang bahkan tidak pernah kuketahui dimiliki oleh orangtuaku. Di sini pula orangtuaku memiliki sebuah bangunan lain, yang akhirnya digunakan Alona sebagai restoran."

"Apakah ada yang aneh dari kematian orangtuamu?" tanya Young.

Gwen terdiam sesaat. "Mereka menghilang, mayat mereka tidak ditemukan. Hanya bukti jika mobil orangtuaku tenggelam di sebuah danau, di daerah North Oak."

"North Oak?" ulang Young, terlihat kaget. "Bukankah jarak antara Varlas dan North Oak cukup jauh?"

Zack tidak tahu mengenai jarak antara Varlas dan North Oak, mungkin Young telah menghafal jarak setiap kota di dalam peta.

Gwen mengangguk. "Aku juga merasa aneh. Butuh empat jam dari Varlas menuju North Oak dengan menaiki mobil. Dan aku yakin orangtuaku tidak akan pergi ke sana di hari ulangtahunku. Yang kuingat, mereka mendapat panggilan dan harus berangkat pagi-pagi sekali."

"Lalu apa ada hubungan antara orangtuamu dengan Pembasmi?" tanya Zack.

Gwen mengerjapkan matanya yang cacat namun terlihat menarik dengan warna putih pucatnya. "Aku ingat sekali..." ia berkata pelan. "Tepat di malam hari sebelum hari ulang tahunku, kami kedatangan tamu, seorang Pembasmi."

"Kau yakin?" tanya Young segera.

"Ya, dia memperkenalkan dirinya padaku. Dia sangat ramah bahkan memberikan sebuah apel padaku. Sampai sekarang aku masih ingat namanya."

"Siapa?" Young terlihat begitu penasaran.

"Namanya... Daisy Alan."

***

Charis benar-benar menghilang. Sepertinya Zack telah membuat si gadis misterius tersinggung. Apakah ia perlu meminta maaf? Zack mengakui jika ia kurang baik dalam berhadapan dengan anak perempuan.

"Nanti juga dia bakalan nongol kok," Young terlihat tidak ambil pusing. Mereka berdua telah meninggalkan rumah Gwen, walau dengan membawa perasaan tidak nyaman. Namun Si Penyihir Buta meyakinkan mereka berdua jika gadis itu sudah biasa sendirian, dan Alona akan pulang sore nanti ke rumah. Benar-benar gadis yang tangguh meski dalam keterbatasannya.

"Aku tidak yakin dengan Gwen mengikuti rencana kita," kata Zack.

"Sependapat. Tapi kau lihat sendiri Gwen berniat ikut dengan kita," Young menarik nafas. "Untuk sementara aku akan fokus belajar sihir padanya."

"Kau benar, kau perlu fokus. Mungkin nanti kita bisa menghentikannya untuk ikut."

Setelah di belokan gang, mereka sampai di jalan besar.

"Hmm, aku akan pergi ke perpustakaan," kata Young kemudian.

"Oke, sampai jumpa kalau begitu." Zack dan Young berpisah di depan gang, mengambil arah yang berlawanan.

Zack tak tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini. Tapi mengikuti Young ke perpustakaan bukan pilihan untuknya. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket, menemukan ponsel barunya. Dengan ponsel baru ini akhirnya ia dapat berkomunikasi dengan lebih mudah, khususnya dengan para Letifer.

Dia mengeluarkan ponselnya dan menyadari ada pesan masuk. Dari Ivan. Ia telah menghubungi Ivan sebelumnya karena Yasuo memberitahunya jika Ivan mencari-cari dirinya. Zack sama sekali belum bertemu dengan Ivan hingga sekarang. Ia segera menghubungi nomor tersebut.

"Hei," sapanya lebih dulu.

"Hai, Zack." balas Ivan di seberang sana.

"Kau mencariku kan? Ada apa?"

Ivan tidak segera menjawab. "Dimana kau sekarang?"

---*---

Letifer ✔️Where stories live. Discover now