Chapter 12. Abnormal (Yasuo)

328 34 4
                                    

Chapter 12. Abnormal (Yasuo)

Yasuo tampak melamun dengan menyandarkan dadanya pada pagar penghalang atap gedung, kedua sikunya disanggakan di atasnya. Sementara Zack di sebelahnya duduk di atas pagar penghalang itu. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya, namun mungkin hanya dikarenakan mereka berdua memerlukan waktu untuk melanjutkan pembahasan mereka yang... abnormal?

"Sejak kapan kau tahu ibumu seorang Elf?" Zack memutuskan membelah keheningan yang sebelumnya hanya terdengar deru angin dan suara samar-samar para murid dari bawah mereka.

"Ayahku adalah orangtua tunggal," kata Yasuo. "Tiba-tiba dia mengirimku pergi ke Burdenjam untuk tinggal sendiri." ia menyeka poni yang mengganggu keningnya. "Ayahku bukan orang yang baik sebagai orangtua tunggal, jadi aku senang saja 'diusir' olehnya. Dan dia memberitahuku jika ibuku seorang Elf sebelum aku pergi."

Yasuo bisa merasakan tatapan simpati Zack terarah padanya. Bukan seperti dongeng yang indah kan, yang selama ini dianggap orang-orang jika dia adalah seorang Pangeran Dongeng yang mungkin saja berasal dari suatu kerajaan?

"Jadi Elf itu benar-benar ada?" tanya Zack.

Yasuo mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Mana pernah aku melihatnya."

Zack mengerutkan dahi mendengar jawaban masa bodoh Yasuo.

"Maksudku... memangnya aku bisa langsung percaya kata-kata orang seperti ayahku yang... tahulah, orangtua kolot yang menyebalkan." Yasuo mendengus, jelas sekali ia tidak menyukai ayahnya sendiri. "Dan bagaimana kau bisa langsung percaya mengenai makhluk mitos seperti Elf yang tidak diketahui keberadaanya?"

"Pernahkah kau berpikir untuk mencari keberadaan ibumu?" tanya Zack.

Yasuo merasa cukup kaget dengan respon Zack terhadap asal usulnya, ia mengira Zack tidak akan mempercayainya alih-alih menganggapnya pembual. Tapi Zack begitu serius mengenai hal ini, entah apakah ia harus senang atau merasa risih.

"Mungkin," akhirnya Yasuo menjawab, kelihatan masa bodoh lagi. "Aku pernah dengar jika Elf tinggal di sebuah pulau tersembunyi bernama Evandshara. Pernahkah kau mendengarnya?"

Zack mengangkat bahu. "Mungkin kau perlu mencaritahu Pulau itu."

"Sepertinya mustahil," Yasuo menghembuskan nafasnya ke udara, memandang ke langit yang berwarna biru, mengawasi gumpalan kapas putih bergerak pelan oleh dorongan angin di sana, membuat perasaannya sedikit damai hanya karena memperhatikan alam di atasnya. "Tidak ada orang yang pernah ke sana kan?"

Kemudian mereka berdua kembali hening, sama-sama menonton pergerakan awan di langit.

"Kenapa kau berpikir aku berbeda?" tanya Zack kemudian.

"Hanya menebak," jawab Yasuo segera. "Kau serius ayahmu adalah seorang Vampir?"

"Ya." Zack menjawab dengan pasti tanpa ada keraguan sama sekali. Seandainya Hayley mendengar hal ini mungkin si Penyihir Medusa itu akan tertawa nyaring menganggap Zack sedang melucu.

"Dimana ayahmu sekarang?"

"Entahlah," Zack mengangkat bahu. "Dia pergi begitu saja meninggalkan aku dengan seorang Wali tidak becus yang membohongiku."

"Apakah ada suatu kejadian?"

Zack mengangguk. "Rumah kami memang pernah terbakar, tapi bukan di Burdenjam. Suatu kota yang lain, sayangnya aku tidak ingat namanya, mungkin aku terlalu kecil untuk mengingat nama kota itu."

Yasuo tampak berpikir sesaat. "Jadi perbedaan apa yang terjadi pada dirimu?"

Zack memandang Yasuo dengan tatapan bingung. "Maksudmu?"

Letifer ✔️Where stories live. Discover now