Chapter 27. Gwen Anevay

7 2 0
                                    

Chapter 27. Gwen Anevay

Gwen Anevay melihat warna yang berbeda pada ketiga tamu yang datang ke rumahnya. Dia memang tidak dapat melihat dengan jelas, namun ia masih bisa melihat sedikit warna aura yang dipancarkan oleh orang-orang. Kebutaannya dimulai ketika dia berusia 5 tahun dimana dia sudah menghafal segala warna dan bentuk dunia. Tapi entahlah, sekarang rasanya ingatannya mulai samar.

Seperti Alona, yang adalah werewolf, memancarkan aura berwarna kuning. Semua werewolf memiliki warna aura yang sama di matanya. Untuk manusia seperti Mike, sama sekali tidak berwarna, hanya putih. Dia juga mengenali warna hijau sebagai warna aura para Penyihir. Sementara untuk para Vampir, mereka berwarna merah.

Dan ketiga orang di depannya memiliki warna aura yang aneh. Seperti Young yang berwarna biru kehijauan. Gadis yang bernama Charis memancarkan aura berwarna biru muda yang tipis dan Gwen tidak pernah melihat warna biru pada orang-orang selama ini. Dan satu anak laki-laki yang bernama Zack, anak laki-laki itu memancarkan warna merah muda. Yang benar saja, merah muda?

Aneh.

"Kalian mau minum apa?" tanya Gwen, sedikit kikuk.

Semenjak orangtuanya meninggal, ia tidak pernah bekomunikasi dengan orang-orang selain Alona dan Mike. Sepanjang hari ia hanya berada di rumah. Sendirian. Sementara Alona selalu bekerja sampai larut malam. Kadang Mike yang datang berkunjung untuk membawakannya makan siang atau makan malam. Kehidupannya sangat membosankan.

"Tidak usah repot-repot," kata Young yang duduk di depannya. "Kami ke sini hanya untuk berbicara sebentar denganmu."

Ya, tapi seharusnya mereka mau disuguhkan teh, pikir Gwen heran. Almarhum Orangtuanya, bahkan Alona selalu siap menyajikan teh dan kue untuk para tamu.

"Dimana orang tuamu?" suara anak laki-laki beraura merah muda itu terdengar rendah namun jelas. Gwen agak kaget karena ia terpukau hanya mendengar suara Zack. Mungkin Zack adalah seorang vokalis band, siapa tahu kan?

"Eum," Gwen ragu untuk menjawab. "Mereka berdua sudah tiada." ia bisa merasakan atmosfir udara berubah setelah mendengar jawabannya.

"Maaf," kata Zack.

"Tidak apa-apa, kan kalian tidak tahu," Gwen tersenyum.

"Jadi kau sendirian di rumah ini?" si gadis bertanya dan suaranya terdengar jelas tidak ada manis-manisnya. Gwen yakin gadis yang bernama Charis ini bukan anak yang ramah.

"Ya," jawab Gwen. Ia tahu mungkin ketiganya sudah mengetahui keterbatasannya yang menyedihkan. "Apakah kalian teman sekelas Young?" tanyanya.

"Ya," jawab Zack. "Kami satu kelas."

"Lalu ada urusan apa kalian ke rumahku?" Gwen benar-benar tidak tahu apa hubungannya dengan ketiga remaja di depannya ini. Mereka belum pernah berinteraksi sama sekali meski tinggal di kota yang sama, kecuali Young yang ia kenal secara tidak sengaja di Restoran milik almarhum orangtuanya.

"Sebelumnya," Young berdehem sebelum melanjutkan. "Kau benar-benar sendirian kan?"

"Ya." Gwen mengangguk.

"Walimu... Adalah Alona, wanita yang menjemputmu ketika di restoran itu kan?"

Gwen mengangguk membenarkan.

"Dimana dia?"

Gwen agak ragu untuk menjawab pertanyaan Young yang begitu detail. Sebenarnya ada apa sih?

"Alona bekerja sebagai manager restoran warisan orangtuaku. Dia akan pulang nanti." jelas Gwen akhirnya.

Kemudian hening beberapa saat. Gwen yakin mereka bertiga sedang berdiskusi dengan berbisik di depannya saat ini.

Letifer ✔️Where stories live. Discover now