Chapter 24. Penyusupan Tak Terduga (Yasuo)

584 46 7
                                    

Chapter 24. Penyusupan Tak Terduga (Yasuo)

Yasuo mengantongi ponselnya dengan wajah sedikit kecewa. Yocelyn baru saja membalas pesannya jika hari ini gadis itu sedang sibuk untuk acara keluarga.

Ada sedikit perasaan iri karena Yasuo juga ingin merasakan bagaimana memiliki keluarga besar. Walau ia sering mendengar keluhan Yocelyn mengenai jumlah keluarga gadis itu yang kelewat banyak, sangat sulit untuk dihafal.

Yocelyn bukan berasal dari Burdenjam. Ia dan keluarganya berasal dari sebuah kota bernama Pirus. Kota itu merupakan satu-satunya kota yang dihuni oleh mayoritas werewolf. Menurut cerita Yocelyn, Pirus memiliki banyak hutan dan air terjun yang indah. Yasuo hanya pernah melihat pemandangan di sana melalui koleksi foto yang dimiliki Yocelyn.

Sejak dulu Yasuo bercita-cita menjadi petualang yang dapat menjelajahi isi dunia. Dia telah belajar memanjat, berenang hingga menyelam melalui klub yang ada di sekolahnya. Ia juga sudah pernah mengikuti kegiatan pecinta alam hingga menjelajah hutan. Namun hutan di Burdenjam tentu saja tidak seliar hutan di luar. Burdenjam juga tidak memiliki gunung bahkan air terjun alami. Kota ini memang termasuk salah satu lima besar kota di dunia, namun sayangnya yang terkenal dari kota ini hanyalah tingkat kriminalitas yang tinggi dan penghargaan palsu pada walikota karena mencanangkan Kota Percampuran.

Yasuo telah mengubur baik-baik impiannya sebagai petualang. Selain disebabkan oleh peraturan ketat Burdenjam mengenai aturan untuk keluar dari kota, yaitu hanya orang yang berusia di atas usia 25 tahun bebas keluar kota, Yasuo juga tidak punya cukup uang untuk berpetualang. Selama ini ia memiliki uang dari pekerjaan paruh waktunya dan juga dari orang tua asuhnya yang sudah renta.

Ayahnya telah menjualnya ke keluarga mandul yang lanjut usia, dan dia semampunya membalas budi kedua orang tua asuhnya karena telah menerimanya untuk tinggal serta menyekolahkannya.

Yasuo baru saja akan memasuki toko daging, ia berencana membeli daging untuk di masak nanti sore, namun langkahnya terhenti ketika bertemu dengan Hayley dan Tom.

Ck. Waktu yang tidak tepat.

"Hai, tampan!" Hayley segera menyapanya, sementara Tom melotot padanya.

"Hei," bukan Yasuo namanya kalau tidak ramah meski pada musuh sekali pun. "Kalian ada pesta ya?" ia mengamati keduanya membawa banyak kantong plastik berisi daging. Yasuo mencoba mengira-ngira, jika satu plastik berukuran satu kilogram daging, mungkin mereka berdua telah membeli total kurang lebih 20 kg daging sapi.

Hayley malah tersenyum menyeringai. "Ya!" jawabnya. "Kau mau ikut dengan kami?"

"Hmm, memangnya aku bakalan diterima?"

"Oh tentu saja, Yas! Pintu geng kami terbuka untukmu!"

Yasuo hanya tertawa kecil. Ia pura-pura mengamati sekitarnya sebelum kembali menoleh pada keduanya. "Akhir-akhir ini Drake tidak pernah kelihatan ya?"

Tom mendengus kesal mendengar pertanyaan Yasuo, tampak jelas curiga.

"Jangan begitu, Tom. Aku hanya bertanya. Kita kan satu angkatan selama tiga tahun, wajar kan aku menanyakan keadaan Drake?" Yasuo berkata seakrab mungkin dan membuat Tom mengeluarkan ekspresi jijik.

"Yas, kau perhatian sekali," Hayley tampak masuk dalam jebakan keramahannya. "Drake memang sedang tidak sehat."

"Oh ya? Kenapa? Dia kekurangan darah?"

"Hayley," geram Tom memperingati ketika Hayley nyaris membuka mulut untuk menjawab.

"Oh, seperti itulah..." Hayley segera mengganti jawabannya. "Dah, Yas. Kami harus pergi. Dan jangan lupa untuk memikirkan undangan kelompok kami."

Letifer ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang