03 - Cowok Eskulin

23 3 1
                                    

Gadis itu menjatuhkan tas maroon nya dengan kasar ke atas meja. Wajahnya terlihat tidak baik-baik saja saja sekarang. Sepertinya, hari ini memang hari kesialan bagi Lia. Sudah bangun kesiangan, penyakit lupa nya juga mendadak kambuh, dia lupa menyimpan kunci mobil nya dimana. Alhasil, dia harus berjalan sampai ke depan komplek untuk menghadang taksi yang lewat.

Sesampainya di sekolah, dia harus kembali dihadapkan dengan kenyataan. Pagar hitam yang menjulang tinggi itu sudah tertutup rapat. Dengan segenap kesabaran yang Lia punya, dia tersenyum tabah saat guru kesiswaan dengan lantang menyuruhnya hormat di depan tiang bendera sampai jam pertama selesai

Beruntungnya, saat dia memasuki kelas sang guru mata pelajaran sedang berhalangan hadir. Lia jadi memiliki kesempatan untuk tertidur sebentar di bangku pojok kesayangannya.

"Lo kenapa sih?" Gisella menatap sahabatnya heran, feeling nya mengatakan kalau Lia gagal menyusup lewat pintu belakang.

Lia meneguk yogurt nya hingga tandas. Lalu menatap Gisella yang menatapnya heran. "Gue lelah."

"Lelah ngeliat muka lo yang minta banget ditabok."

Gisella memutar bola matanya malas. Dia berkaca pada ponsel pintar nya. "Muka gue masih cantik. Kalau lo bosen liat gue cantik, yaudah merem aja!"

Lia menatap Gisella penuh hujatan. "Sel, ayo ke dukun! Kayaknya kembang tiga rupa yang gue kasih kemarin belum mempan deh."

Gisella tergelak. Tak mengambil hati sama sekali dengan ucapan Lia, dia kembali berujar. "Tugas nya Mr Kakanda, udah?" Tanya Gisella menatap Lia yang memejamkan mata nya.

Lia spontan menegakkan tubuhnya. Jangan sampai tugas penting nya kali ini tertinggal dirumah. Dia mengacak-acak isi tas nya kemudian bernafas lega saat benda yang dicari nya telah ditemukan.

"Nyontek dong!"

Lia menatap flat Gisella yang tengah sibuk memindahkan jawaban dari buku Lia ke buku miliknya sendiri. Dalam hati, dia menguatkan dirinya sendiri. Berhadapan dengan Gisella terkadang membuat jiwa psikopat nya berkobar.

Di pojok kelas tempat segerombolan para lelaki berada. Keenan berkaca pada cermin kecil yang selalu dia bawa kemana-mana. Menyisir jambul badai nya ke samping lalu tersenyum ala ala fakboi. Dia kembali membaluri sedikit rambutnya dengan minyak rambut, lalu kembali membenarkan tatanan rambut nya yang belum rapi. Dengan begini, dia semakin percaya diri bahwa pesona seorang Keenan Lorenzo bisa mengalahkan pesona sang ketua The Punisher, Anza Adelio.

Berbeda dengan Keenan yang tengah menyisir rambut badai nya. Liam juga sedang berkaca pada kamera ponsel nya. Dia sibuk menggali rezeki dari dua lubang hidung mancung nya, serasa ada yang mengganjal, namun sedari tadi dia tak mendapat apa-apa.

Lio duduk tenang di bangku milik Keenan. Dia menatap Keenan kesal saat wangi parfum yang baru Keenan semprotkan menerpa indera penciumannya.

"Lo ganti parfum lagi?!" Lio tak akan protes jika parfum yang Keenan gunakan adalah parfum lelaki. Tapi ini?

Keenan mengangguk, dia memperlihatkan parfum yang baru dibeli nya kemarin di indojuni. "Kata adik gue, ini parfum wangi nya enak banget."

Lio tersenyum tabah. Parfum yang ditunjukan Keenan adalah parfum yang pernah dia lihat di kamar Lia. "Mending lo out aja dari Punisher!"

"Kenapa?"

"Punisher isinya cowok maskulin semua!" Balas Lio seraya mengantongi ponsel nya.

Keenan menatap Lio tak paham. "Gue kan juga cowok, setan!" Sewot nya

Lio mengangkat sebelah bibirnya. "Lo bukan cowok maskulin, tapi eskulin!"

Liam yang berada didepan mereka membalikan badannya. Hidung nya kembang kempis menatap Keenan yang tengah melakoni drama wanita Indosiar.

"Lubang apa yang sempit tapi enak?"

Kedua nya menoleh serempak, menatap Liam dengan dahi berkerut. "Nyam-nyam, kotor sekali pikiran kamu ini.." ucap Keenan dramatis, pertanyaan konyol dari Liam membuat pikirannya traveling kemana-mana

Tangan Liam yang jahil menyodorkan harta karun yang telah dia dapatkan ke depan wajah menyebalkan Keenan. "Asu!"

"Dirumah gue banyak rinso, bilas dulu pikiran lo biar bersih!" Ucap Liam, dia menatap Keenan datar

Lio bersedekap dada didepan mereka. Tak ada niatan sama sekali untuk mencampuri urusan rumah tangga kedua sejoli didepannya. Memang, hanya Lio yang paling waras diantara ketiga nya.

"Mending pakai sunlight, bersihkan kotoran membandel."

Eta mah lemak, maemuna!

🍉🍒🍉🍒

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 05, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Unexpected LoveWhere stories live. Discover now