-; Dua Puluh Delapan

Mulai dari awal
                                    

" Jangan kasih tahu Ten kalau kita ketemuan. " Jaehyun mengangguk pelan, tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi pria mungil itu bila Johnny ketahuan membocorkan informasi tentang Taeyong kepadanya.

" Dia udah larang gue buat ngasih tahu lu, tapi kita saudara jadi yaudah lah. Tadi kata Ten Taeyong itu tinggal di asrama gitu. Dia punya temen sekamar cowo, dan temennya ini punya pacar yang gak suka sama Taeyong. Entah gimana, dia kesel bahkan dendam sampai nyoba buat bunuh Taeyong pas di asramanya cuma mereka berdua. " jedanya untuk menarik nafas. Jaehyun masih dengan tatapan seriusnya ingin mendengar lanjutan cerita Johnny.

" Kata Ten sih Taeyong dicekik, awalnya mau ditikam pakai pisau dapur. Untung aja temen cowonya dateng tepat waktu dan langsung jauhin pacarnya sama Taeyong yang udah sekarat. Dan yah, syukurnya Taeyong selamat walau sempet kritis. " selesai bercerita Johnny mengangkat tangannya guna memanggil pelayan untuk memesan beberapa menu, dia agaknya tergiur melihat pengunjung lain menikmati makanan maupun minuman mereka.

Jaehyun terdiam, menunduk melihat es krim vanillanya perlahan mulai mencair memenuhi mangkok yang menampungnya.

Johnny peka dengan respon saudaranya itu langsung bertanya, " Lu gak percaya? "

" Ha? " dia terkejut dan langsung memalingkan wajahnya. Johnny merotasikan bola matanya malas, " Jujur aja. "

Mendengar itu, Jaehyun dengan perasaan campur aduk menggeleng. " Enggak, "

" Yaudah, ga peduli sih gua lu percaya apa enggak. Lagian lu udah punya pacar baru, seharusnya Taeyong yang gak percaya sama lu. "

🎥

Wanita berumur itu memainkan rambut pria yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit. Tak lama dia mengusap surai itu pelan. Taeyong mendongak sedikit, meraih tangan Boa untuk dia letakan pada pipinya, " Pulang. "

Beberapa hari terhitung setelah kejadian yang buruk itu terlewat. Taeyong menginap di rumah sakit hingga keadaanya pulih, namun Ia bosan menatap dinding putih di mana - mana dan bau obat yang sangat kuat selalu menusuk hidungnya, dia ingin pulang.

Bukan ke asrama, melainkan rumah Ibunya. Dia sedikit trauma.

" Aku udah sembuh Eomma " bujuk Taeyong dengan nada manjanya. Boa mengerti betul putranya ini tipikal orang yang tidak bisa diam untuk waktu yang lama. Pasti memuakan baginya harus tergeletak di ranjang rumah sakit, walau itu ruangan vvip sekalipun.

" Iya iya, " kata Boa seraya mengusap bekas jahitan di dahi putranya. " Mau pulang kapan? "

" Nanti siang, "

" Tapi nanti sore katanya Kun mau jenguk kamu, "

" Kan bisa di rumah Eomma, "

" Yaudah sekarang kamu makan dulu, itu makanannya udah dingin. " tangan putih berjari lentik milik wanita yang kerap di panggil Eomma oleh Taeyong tersebut mengambil meja kecil untuk di letakan di antara paha Taeyong, lalu Ia mengambil nampan berisi makanan yang sempat teranggurkan. Sang Ibu membantu putranya makan secara perlahan.

Taeyong mengunyah makanan yang sebagian besar hambar itu dengan lahap. Tujuannya agar terlihat sudah pulih dan bisa segera keluar dari bangunan ini.

Di tengah kegiatan makan, Boa teringat sesuatu.

" Taeyong, kontak yang namanya Totoro bilang mau putus. Itu pacar kamu? "

Bioskop ⚝ Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang