Ares menukik alis. "Apasih lo?!"

Arthur hanya diam, seperti tak berniat menjawab.

"Jadi gimana yang bener?" tanya Aurora mulai jengah.

"Eng–"

"Iya!" Potong Arthur.

"Wah, iyakah? Ares kangen Rara? Ciee ciee Ares~" Aurora menusuk-nusuk pipi Ares dengan telunjuknya.

"Jangan ngarep lo, inget gue udah punya pacar!" peringat Ares tegas seraya menyentak tangan Aurora. Seketika membuat mereka sedikit canggung.

"Ya selama janur kuning belum melengkung, tikung  menikung masih bisa kali," ujar Aurora santai.

"Gue demen nih yang kaya gini." Darren berseru sambil bertos ria dengan Aurora.

"Iya dong, kan Darren yang ajarin," kata Aurora tanpa dosa. Sontak para sahabatnya menatap Darren yang salah tingkah.

"Ssttt ... gila lo Ra, jangan bilang bilang dong, ntar nggak gue kasih ilmu lagi lo!" bisik Darren penuh ancaman.

"Eh, jangan dong aduh maaf, deh." Aurora gelagapan. Bisa gawat kalau Darren tidak mengajarinya jurus memikat hati Ares.

Ares berdecak jengah. "Bocil, sana pulang!" usir Ares.

"Kok pulang? Ini kan masih pagi, Ares."

"Maksud si Bos itu pulang kembali ke kelas lo, Ra!" seru Rey greget.

"Oh." Aurora manggut-manggut mengerti, membuat mereka kesal sendiri.

"Sana!" usir Ares, lagi.

"Iya, iya, Rara pergi dulu ya calon suami, sama kakak-kakak ganteng, bye!" Aurora tersenyum manis.

"Nggak usah senyum!" sinis Ares.

"Kenapa? Ares terpesona, ya?" tanya Aurora teramat percaya diri.

"Senyum lo jelek," ejek Ares, melunturkan senyum narsis gadis itu.

"Udah ah Rara pergi, bye!" ketus Aurora jengkel lalu pergi dengan menghentak hentakan kakinya.

Tanpa sadar Ares tersenyum tipis, membuat Arthur memutar bola matanya malas. Sebenarnya Ares itu menyukai Aurora tidak?

Kalo nggak ada uring-uringan, kalo ada dibikin kesel, batin Arthur.

***

Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa berbondong bondong menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan. Saat ini Aurora dan teman-temannya sudah mendudukkan diri di kursi pojok dekat dengan kursi anak anak Alleric.

"Ra, lo tau nggak gue punya berita hot, nih!" seru Valen heboh.

"Nggak, kan Valen belum kasih tau," kata Aurora tanpa dosa.

"Gini Ra, si Adel udah jadian sama Darren dua hari yang lalu!" pekik Fani.

"Wah, selamat ya, traktir kita dong," ucap Aurora ikut senang. Tak lupa gadis itu memanfaatkan situasi.

"Iya, iya," balas Adel pasrah.

"Gue rada gimana gitu. Soalnya kan Darren player, semoga setelah sama Adel dia tobat, deh," ujar Valen.

"Tenang aja, kalo Darren macem-macem sama Adel, bilang sama Rara, biar Rara tonjok muka sok gantengnya," ucap Aurora
dengan tangan mengepal ke atas.

Dehaman seseorang dari belakang, membuat mereka menengok. Tampak Ares dan para sahabatnya, yang berdehem tadi Darren.

Aurora menggaruk tengkuknya kikuk. "Eh, hehe."

"Ih, hihi." Ulang Darren dengan menye-menye.

"Darren ganteng!" panggil Aurora lembut, membuat mereka mengernyit, ada apa dengan makhluk ini?

"Apa lo?!" jawab Darren galak, perasaannya mulai tidak enak.

"Katanya Darren jadian sama Adel, traktir kita dong!" ucap Aurora dengan mengedip ngedipkan matanya.

NAH KAN!

"Nah iya tuh bener, kalo lo traktir kita dijamin hubungan lo awet deh," ucap Rey mengompori.

"Iya iya, pesen sesuka kalian biar gue bayar," pasrah Darren membuat mereka bersorak, kecuali Ares dan Arthur.

Beberapa menit kemudian makanan mereka telah sampai, mereka makan dengan tenang sebelum sebuah suara mengintrupsi.

"Hai, Ares!" sapa seorang gadis yang tak lain adalah Kinar. Ares hanya berdeham tanpa mengalihkan pandangan dari mangkuknya.

"Ares aja nih yang disapa?" sindir Rey.

"Hai kalian!" sapa Kinar pada yang lainnya.

"Telat!" sinis Aurora. Ares seketika mendongak, menatap Aurora yang tengah menatap sinis pada Kinar. Seketika sebuah ide muncul.

"Sini!" titah Ares pada Kinar sambil menepuk sebelah kursinya.

"Iya." Kinar lalu mendudukan diri di samping Ares.

Dapat dilihat kalau Aurora cemberut, Ares tertawa dalam hati. Entah mengapa, membuat Aurora cemburu terasa menyenangkan.

Mereka bermesraan tanpa mengindahkan Aurora yang sudah berasap. Ares tidak tahu, kelakuannya saat ini akan menjadi boomerang baginya di masa depan.

Maaf Kakek, tapi cucumu nakal, jadi Aurora terpaksa melakukannya.

Aurora menaikan sudut bibirnya dengan mata berkilat menatap dua sejoli yang asyik dengan dunia mereka

Mau ngapain nih bocil? batin Arthur yang melihat senyum aneh di bibir gadis itu.

Mereka makan dengan tenang, sesekali Ares menyuapi Kinar, membuat Aurora panas dingin. Gadis itu menghela napas, berusaha menenangkan diri.

Tenang, cuma sementara.

***
Follow tiktok aing juga, biasanya suka spoiler disana lohh ❛◡❛
@lalae_mtrsr17

Instagram:

@lalae_mtrsr

@auror_aathalla

@aresaldbrn

@arthurrajanendra

@darre_nganteng

@adimasreynaldo4

@allericcrew

***
s ᴇ ᴄ ʀ ᴇ ᴛ   ᴄ ʀ ᴀ ᴢ ʏ   ɢ ɪ ʀ ʟ

Secret Crazy Girl [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang