Bab 1. Jebakan Permen Karet

2.7K 220 97
                                    

Aku tak akan menyerah, akan kupastikan lulus dengan nilai terbaik dan menjadi sarjana cum laude, tapi ngibul.

-SemangatMabaMepetResign-

______________________________


         Seorang mahasiswi bercepol dua dengan kaos oversize-nya berjalan muram. Mulutnya merapalkan beberapa mantra, entah mantra mbah dukun atau mantra hari puter. Intinya ia sedang tak ingin bertemu dosen kampret lagi, selamanya. Tak sengaja ia melewati beberapa gerombolan mahasiswi baru yang asik nongkrong di bangku koridor. Dilihat dari tampangnya sih, anak maba.

"Gila, kampusnya keren banget! Gue harap bakalan bisa ketemu jodoh di sini."

   'Dikepret Garda lo ngomong begitu.'

   Salah satu temannya yang berkacamata kotak ikut menimpali. "Amin, gue juga mau dapet jodoh dosen cogan masih muda dan single kayak di novel-novel halu gitu."

   'Hilih, kutil kuda. Kehaluan kalian malah menjadi tiket jalur undangan resmi pengangguran.'

    Aluna menggaruk ketiaknya. Sumpah, bahkan keteknya lebih wangi ketimbang masa depan tiga maba di sana. Miris kali.

"Kapan dosen badass jadi jodoh hamba, Ya Tuhan?"

  Aluna ikut menadah, sesuai seperti yang tengah dilakukan tiga mahasiswa tersebut. Ia nampak ikut kagok kalau begini ceritanya.

"Please, halu kalian nggak tau tempat banget."

Oh, ada juga yang masih berlogika.

   Itulah segerintilan komentar semangat maba yang kebelet mau dikawini para pejantan. Baru juga masuk kuliah niat sudah nyeleweng. Lagipula jarang sekali ada dosen muda masih single, kalaupun ada percaya deh itu pasti hanya ada dalam dunia fiksi saja.

   Sebenarnya ada sih di dunia nyata, tapi dosennya mau gak sama kalian?

   Berbeda dengan Aluna yang sudah mengibarkan bendera putih pada dunia perkuliahan, rasanya dia ingin resign, tapi sayang duit dong. Kalian pikir gampang apa mencari rupiah?

   Secapek-capeknya anak kuliahan ditimpa tugas. Lebih capek kalau sudah masuk dunia kerja, meskipun harus melewati fase pengangguran dulu.

"Mahasiswi sekarang kok banyak yang gatel, ya?" celutuk seseorang di belakangnya.

     Ia menoleh pada Ciko, teman kampusnya yang namanya sama dengan kucing sepupunya. Bahkan selalu mengingatkannya pada film Hachiko, si anjing setia—ending tragis. Bergender pure perempuan Jawa-Jepang.

"Kayak lo gak gatel aja tiap lihat pak Bara."

       Aluna memutar bola mata malas melihat cengiran lebar dari Ciko. Bara itu merupakan salah satu dosen panas berstatus duda tanpa anak di kampus ini.

   Yang bilamana doi keringetan mahasiswi auto piktor sambil gigit jari. Sayang Aluna tidak terkena pelet online sama itu batu bara, imannya cukup kuat meski sholat masih belang kambingan.

    Mereka duduk di salah satu bangku dekat pohon beringin yang katanya banyak pocong dan sering dijauhi para manusia ber-indigo. Mitosnya sih pernah terjadi pembunuhan perasaan di sini, makanya banyak cewek patah hati di sini. Katanya, loh.

"Edan, selama semester akhir kita bakalan ketekin terus sama pak Garda."

   Alis Aluna tertaut, "Siapa tuh? Gak kenal ada dosen yang namanya segitu menggelikannya." Moodnya langsung terjun bebas begitu mendengar nama laknat barusan.

Keep Your SmileWhere stories live. Discover now