Istana

41 12 0
                                    

Angel terdiam, ia menatap ke sekeliling ruangan yang bernuasa hitam. Setelah melewati gerbang portal itu ia terhenti disini. Jujur ia merasa sedikit aneh, apakah dia harus kembali? Kalau begitu—sial! Gerbang portalnya telah tertutup! Tidak ada jalan lain, ia harus menusuri ruangan ini.

Apakah tidak ada lampu? Mengapa ruangan ini begitu kurang pencahayaan? Angel terdiam ketika melihat sebuah pintu, ntah mengapa ia merasa sedikit ragu, akan tetapi disekelilingnya tidak ada jalan lain selain pintu ini. Jadi apa yang harus ia lakukan?

Angel menggigit kecil tangannya. Jujur ia sedikit takut untuk meneruskannya, apakah tidak ada jalan lain? Tidak! Dirinya harus berani!jika ia takut maka semua usahanya akan sia-sia.

Perlahan Angel membuka pintunya, sebuah ruangan dengan suasana yang begitu hangat. Cahaya yang berada diruangan tidak terlalu menusuk dan juga tidak terlalu gelap, seperti suasana senja didalam ruangan ini. Untungnya ruangan ini kosong, ia bisa aman untuk saat ini.

Eh? Ngomong-ngomong tempat ini cukup bersih dan juga seperti tipe kamar idealnya. Suasana kelam yang sedikit menarik dan keren. Sepertinya ia sedang berada dikamar seseorang. Mengapa ada kain hitam yang menutupi sebuah kanvas? Tunggu! I-ini—bukankah dirinya?

Me-mengapa dirinya ada dilukisan itu? Angel beralih menoleh ke sekitarnya, ia baru sadar! Bukan hanya satu tapi—Angel beralih menarik seluruh kain hitam yang menutupi beberapa gambar dan yang benar saja itu semua adalah gambar dirinya dari sejak kecil hingga— Angel perlahan mundur, firasatnya benar-benar buruk saat ini! Ia-ia harus kelu—

Brak

Angel membulatkan matanya takut, apakah ia ketahuan? Kenapa ia harus mengalami kesialan saat ini? Angel seketika terdiam membeku. Ia sama sekali tidak berani menoleh kebelakang.

"Aku baru saja berencana menangkapmu, tapi kau datang sendiri ke kamarku Albertine?"Suara ini! Dia?Lucifer?

"Kau?" Angel membalikkan badannya dan berjalan mundur. Lucifer yang melihat kedatangan gadisnya tersenyum senang akan tetapi itu terlihat begitu mengerikan oleh Angel.

Mengapa bisa seperti ini? Bukankah ia seharusnya kembali kerumahnya? Seharusnya ia bersama dengan Rafael bukan dengan Lucifer!

"Kau akan otomatis pergi ketempat sesuai hatimu ingin pergi"

Kenapa bisa seperti ini!!! Dia jelas-jelas ingin pulang!!! Kenapa malah ke kamar Lucifer!!?

"Eh!"

"Hati-hati sayang~"Angel menatap wajah Lucifer yang begitu dekat dengan wajahnya. Bisa-bisanya ia tersandung kaki sendiri dan berakhir dengan Lucifer menangkap badannya.

Tapi ngomong-ngomong wajah Lucifer benar-benar tampan. Iblis ini berbeda dengan Rafael, kulit yang pucat tapi masih begitu mempesona, hidung mancung, garis alisnya yang terlihat tegas, kedua mata yang hitam pekat membuat dirinya terpesona dan bibir yang—

"Mengagumiku?"Seketika Angel tersentak. Dengan buru-buru gadis itu menjauhkan dirinya dari Lucifer

"Ti-tidak! Aku tidak mengaggumimu!"Angel membalikkan badannya tak ingin melihat Lucifer. Iblis itu jika dilihat dari dekat begitu mempesona—Tunggu! Mengapa ia menjadi seperti ini?!

"Kau datang kesini? Apa kau merindukanku?"Lucifer memeluk Angel dari belakang dan menyembunyikan kepalanya dileher kecil Angel. Menghirup aroma tubuh gadisnya sebanyak-banyaknya.

"Hentikan! Apa yang kau lakukan!" Angel bergerak gelisah, akan tetapi ia tidak bisa menolak sepenuhnya, apa yang terjadi padanya?

"Apa kau begitu malu? Bagaimana pun juga kau dan aku akan menikah, kita sudah janji sebelumnya. Kau dan aku juga memiliki garis takdir, kau mateku Albertine"Lucifer mengeratkan pelukannya sedangkan Angel menoleh kearah Lucifer dengan bingung.

TWILIGHT (END)Where stories live. Discover now