Chapter 41 : Towards Teaching

3K 382 62
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Warning gelombang dua, pikiran kalian akan holiday, jadi tahan, siap-siap kipas atau apa pun itu yang menyegarkan. Coba komen di setiap bagian yang bikin salah paham, atau bikin kalian berpikir jauh, atau bikin kalian suka sama Gama.

***

"Jales pergi karena kecewa sama Gama. Gama jahat, padahal Gama nggak perlu jadi orang paling jahat untuk ngasih Jales pelajaran." Gadis itu malah semakin menjadi-jadi tangisnya. Kemungkinan karena mengingat perbuatan Gama, atau sedih dengan cerita Gama yang perlu dikasihani.

"Jales pikir Gama benci sama Jales. Jales pikir Gama nggak butuh Jales—"

"Gue juga nggak tau kalo gue sebutuh ini sama lo."

***

"Nggak waras adalah perangai hubungan orang yang tidak sadar tentang perasaannya, dan itu gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak waras adalah perangai hubungan orang yang tidak sadar tentang perasaannya, dan itu gue."

__My Favorite Gama__

***

"Gama, masukinnya cepetan." Jales mulai gusar.

"Santai elah." Gama mendadak jadi sabar, ia harus penepatkan posisi.

"Kalo pelan-pelan entar malah sakit, Gama." Mohon maaf, ini tentang apa, ya?

"Lo yakin?" Gama menatap Jales beberapa saat, dibalas gadis itu dengan mata bundarnya yang mulai berkaca-kaca.

"Nggak." Si cantik ratunya gerombolan menggeleng dengan tegas. "Tapi, Gama mau, kan?"

"Iya, sih." Tanpa ragu si Bhayangkara menjawab.

"Ya udah, nggak apa-apa." Jales menyerahkan diri, senyum tipis indah menghiasi wajahnya yang kembali merona.

"Oke, tahan ya, Jales." Mohon sudahi, mungkin pembaca sudah salah paham hingga bagian ini. "Jangan lasak, Jales. Ini kaga pas entar." Gama mulai berkeringat dengan benda di tangannya. "Ini kegedean nih, kayaknya." Keterlaluan memang.

Bagi Tuan Gama Bhayangkara dan Nona Jalesveva Alfa, mohon diklarifikasi tentang adegan di atas, jangan buat orang-orang menerka-nerka hingga pikirannya holiday ke Saudi Arabia, alias mengulang-ulang kalimat istigfar untuk menjernihkan nalar.

"Udah masuk." Karena kalimat ambigu ini, jadi geli sendiri membacanya. "Tuh kan, nangis lo." Tanpa sadar Gama mendesah lega.

"Nggak sengaja, ini keluar sendiri." Bibir Jales melengkung ke bawah, gadis itu bersumpah sudah menahan diri untuk tidak mengeluarkan air mata, tetapi tidak kuasa.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang