Chapter 70: Eternal Dream

1.1K 148 423
                                    

!!! Young Adult Story!!!

Warning 19+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

Halo Gais, semoga segala hal terbaik di hidup kalian bertambah, dan segala yang buruk berkurang ya.

***

"Kalau semua yang berkaitan denganku sebab rasa sakitmu, bohong kalau bersama kita akan bahagia"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau semua yang berkaitan denganku sebab rasa sakitmu, bohong kalau bersama kita akan bahagia"

__ My Favorite Gama__

***

Hening rasanya, Gama mendongak, terpejam sekaligus menajamkan indra pendengar. Ternyata, tidak sesunyi yang dia pikirkan. Kicau burung dan bunyi gesekan antara ranting pohon yang tertiup angin menemaninya.

"Di hari ulang tahun kamu ini, cuacanya jadi indah." Gama sendiri, tentu karena yang diajaknya bicara saat ini sudah tidak dapat membalas.

Namun, dia tetap hidup. Seperti kata Jales waktu itu, pohon yang dirawat dengan hati-hati itu tumbuh subur menggantikan kehidupan. Pohon dengan bunga merah muda yang indah, sama cantiknya dengan pemilik nama yang terukir di pohon tersebut.

Siapa sangka dalam keheningan hutan rindang, taman bunga indah muncul sebagai oase menakjubkan. Pepohonan tinggi dan rimbun membentuk kubah alami di atasnya, memfilter sinar matahari hingga cahayanya jatuh lembut di antara dedaunan. Jejak-jejak matahari menyinari bunga-bunga yang merekah, menciptakan kilau warna yang menari di antara bayangan daun-daun hijau.

Tanaman yang berbunga sepanjang tahun terpacak subur, belum lagi pohon-pohon yang penuh dengan bunga merah muda yang cantik bersemi layaknya keajaiban.

Tepatnya tahun lalu, di tanggal tiga belas November, hari-hari paling kelam dan menakutkan di hidup Gama terjadi. Ketika detak jantung Jales berhenti, napasnya tidak lagi berembus. Segala upaya dilakukan supaya Jales kembali.

Sayangnya usaha itu tidak berhasil. Jales tetap menyerah, detik itu juga Gama kehilangan dirinya.

Ketika segala peralatan kesehatan sudah dilepaskan, dari tubuh Jales setelah Kristan menyebutkan jam kematian pasien. Gama jatuh berlutut, menunduk tanpa suara, padahal air mata sudah membanjiri wajahnya.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang