Chapter 72: The Last Enigm

846 127 367
                                    

!!! Young Adult Story!!!

Warning 19+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

Halo Gais, semoga segala hal terbaik di hidup kalian bertambah, dan segala yang buruk berkurang ya.

***

 "Kebahagiaan adalah sukacita di tengah luka, semua orang pantas mendapatkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 "Kebahagiaan adalah sukacita di tengah luka, semua orang pantas mendapatkannya."

__ My Favorite Gama__

***

Seingat Jales, Gama favoritnya adalah orang yang tidak pernah siap untuk segala hal berbau romansa. Namun, kalau diingat-ingat lagi, meski tidak siap Gama selalu memberikan romansa itu tiba-tiba.

Ya, tiba-tiba membuatkan makan malam peringatan hari jadi, dulu di apartemen mereka, setidaknya akan jadi romantis andai Jales—entah bagaimana ceritanya—hampir membakar satu gedung apartemen.

Oh, tidak lupa juga Gama tiba-tiba mencantumkan namanya di seluruh aset miliknya, untuk membuktikan status Jalesveva Alfa sebagai Ratu Gerombolan.

Namun, kali ini ketiba-tibaan Gama membuat Jales bimbang. Sebelumnya Gama bilang, dia akan menghukum Jales dan Jales menyetujui, sebab dia rasa pantas mendapatkannya.

"Jales, sudah waktunya keluar." Fatimah membukakan pintu, bersamaan dengan jantung Jales yang bergemuruh kencang, nyaris pingsan.

Ketika bangun tadi Jales sudah tidak mendapati Gama memeluknya, malah Fatimah dan Marlis sudah menunggu.

Dengan wajah berseri mereka menuntun Jales segera membersihkan diri. Setelah itu pun Jales sudah mendapati kebaya merah muda sederhana tergeletak rapi di atas ranjang, beserta penata rias yang memoles wajah Jales seadanya.

Saat itu ponsel Marlis berdering, kemudian dia berkata, "Jales sudah siap." 

Jales tidak sempat bertanya, karena fokusnya teralihkan ketika Fatimah menghidupkan tv digital yang baru Jales sadari terpasang di kamarnya.

Tercekat napas Jales melihat Gama menatapnya dari layar itu lamat-lamat, seakan tau bahwa Jales juga sedang memperhatikannya.

Jales berjalan perlahan ke arah ranjang. "Ini hukuman yang Gama maksud, ya?" Jales harus kembali menyaksikan sendiri pernikahan orang yang dia cintai dengan wanita lain?

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang