Chapter 13 : Attack

3.7K 476 46
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Terima kasih untuk antusiasnya kalian yang komen, vote, dan membagikan cerita ini. Nggak mau maksa kalian komen lagi, gue sadar diri belom bisa sempet balesin komen kalian satu-satu. Tapi, makasih tetep membaca chapter ini. Mungkin  ke depannya akan timbul konflik ya.

***


Saat tidak ada lagi suara dari Jalesveva, Gama meliriknya. Cowok itu bergumam, "Emang ada cewek yang bisa ngelewatin anniversary sama gue? Nah, lo? Dinner sama gue pun, gue yang masakin."

"Iya, Jales inget kok." Masih tenggelam suaranya.

"Anjir, lo belum tidur!" Mana dengar curahan hati Gama lagi. Jimayu.

***

"Gue terlalu bahagia sama lo, sampe gue lupa kalo gue bukan orang baik yang bisa selalu bahagia sama lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue terlalu bahagia sama lo, sampe gue lupa kalo gue bukan orang baik yang bisa selalu bahagia sama lo."

__My Favorite Gama__

Yah, kalau diingat-ingat, Jales hampir tiga kali membakar habis satu unit gedung apartemen mewah.

Pertama kali adalah saat Gama tinggalkan gadis bersurai panjang itu sendiri, tanpa makanan yang tersaji. Jadi, ceritanya sih, Jales lapar dan berniat akan memasak mi instan.

Gama bahkan tidak habis pikir, dapat dari mana api? Padahal kompor listrik. Ternyata setelah ditelusuri, Jales memang sial sekali, korsleting listrik setiap Jales memasak? Terdengar janggal, tetapi Gama telusuri sendiri.

Bahkan saat peringatan satu tahun hubungan mereka waktu itu, Jales ngotot membantu Gama memasak. Gadis itu hanya mencuci sayur, sayangnya ia bodoh dan membawa sayur basah ke dekat sakelar.

Begitulah, mereka makan malam dengan sedikit bekas kebakaran di dapur. Mengingat itu Gama berdecak kesal, terkadang sialnya Jales ini membuat suasana menjadi sangat buruk.

"Berarti Gama sayang kan, sama Jales?" Jales menghempaskan bantal di wajahnya, kemudian duduk dan menatap Gama yang sudah bertelanjang dada.

Padahal nyaris setiap hari Gama memperlihatkan tubuh bagusnya, tetapi Jales tidak terbiasa, pipinya selalu memerah dan merinding melihatnya.

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang