Chapter 32 : Durian Garden

3.2K 394 24
                                    

Update setiap hari!!! Young Adult Story!!!

Warning 17+ (Yang belum cukup umur mundur woi. Adult bukan melulu karena ada adegan skidipapap-nya. Di dalam cerita ini banyak sekali orang bertengkar, marah-marah, kata-kata kasar. Jadi untuk yang emosinya kurang stabil menjauh.)

***

Telat lagi gais, sorry. Selamat membaca, semoga kalian tetep mau ramein cerita ini.

***

Gama mengerutkan kening, Jales banyak berpikir? Karena belajar?

"Alhamdulillah, aku kira kamu hamil anak Bos, masa aku yang nikah duluan malah disalip Bos yang gagal nikah."

Bos? Gagal menikah? Gama maksudnya?

Antara ingin menangis dan bahagia, Jales tidak tahu harus bagaimana, yang pasti perasaannya terusik.

***

"Dasar Jales, racunnya Gama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar Jales, racunnya Gama."

__My Favorite Gama__

***

Dari rahasia satu ke yang lain, masih banyak yang belum Gama katakan kepada Jales. Antara bingung bagaimana memulai dan tak tahu cara menyampaikan.

"Kata orang-orang, keluarga gue kena kutukan." Mungkin dari sini. Niatnya Gama tidak ingin cerita, tetapi pandangan Jales yang penuh tanya dan gadis itu yang sudah pasti takut bertanya, membuat Gama merasa ingin mengungkapkan.

Jales diam dalam pelukan Gama, tangannya yang mengusap-usap tubuh cowok itu berencana menenangkan, malah menghantarkan pada satu kenyataan bahwa tangan Gama terluka.

"Bhayangkara hanya punya dua pilihan, jahat atau dijahati." Itu sistem dunia bagi Gama, jadi antagonis atau menghadapi antagonis. "Kakek gue milih jadi jahat."

Jelas, Kehlan Bhayangkara yang ketua gangster pulau jawa adalah ketuanya keluarga Bhayangkara.

Gama menghela napas, membuat Jales menoleh kepada yang ternyata sedari tadi menatap gadisnya.

"Orang tua gue milih jadi orang yang dijahatin." Lagi, Gama menghela napas.

Seakan ceritanya sangat berat, jadi Jales berkata, "Gama jangan cerita kalo nggak mau."

Kalimat itu membuat Gama berpikir, kalau bukan sekarang kapan lagi? Jales ini potensi menyandang nama Bhayangkara di kemudian hari sangat besar lho, kan sudah dianggap jodoh.

Di antara alasan lain, Gama merasa akan lega kalau Jales sudah tahu.

Jadi, ia melanjutnya, "Bokap gue ustad pesantren, nyokap gue designer baju muslim."

Tidak ada yang bisa Jales lakukan selain terperangah hingga mulutnya terbuka. Hebat saja anaknya bisa seperti Gama.

"Mereka bunuh diri, katanya."

My Favorite Gama (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang