"Jangan mimpi, sana pergi!" ujar Ares nyolot.

"Ish! iya iya, Ares galak Rara jadi makin cinta," ungkap Aurora tak nyambung sama sekali. Setelahnya, gadis itu berlari dari sana. Namun kembali menengok ke belakang

"ARES LOVE YOU PULL PULL!!" teriak Aurora tak tau malu. Para siswa yang masih berlalu lalang, menatap aneh pada gadis itu.

Dugh!

Tak disangka Aurora menabrak dinding, membuat mereka yang ada di sana terbahak sedangkan sang korban menggerutu kesal sambil mengelus jidatnya yang memerah. Namun matanya kembali menangkap pemandangan langka yang menyejukkan mata.

"ARES KALO KETAWA MAKIN GANTENG!" Aurora masih sempat-sempat nya berteriak.

"Goblok!" gumam Arthur.

"Aduh, mau dosa takut ngakak." Darren tak dapat menahan tawanya.

"Kebalik dodol!" Rey memukul kepala Darren dengan kencang sampai sang empu meringis.

"Cewek aneh," gumam Arthur dengan senyum geli.

Setelah menguasai diri, Ares berdeham meredakan tawanya. Ia kembali memasang wajah datar andalannya.

"Masuk," titah Ares. Para sahabatnya mengangguk.

Selanjutnya, keempat pemuda itu masuk ke kelas dan duduk di tempat masing-masing sambil menunggu bel masuk berbunyi.

***

Bel istirahat berbunyi, Ares memutuskan untuk menenangkan diri ke taman belakang sekolah. Selain itu juga untuk menghindari gadis gila yang mengejar ngejar dirinya.

"Ares yuhuuu!!" pekik seorang gadis yang benar benar Ares hindari. Baru saja dia akan menghindar, tetapi sepertinya gadis itu memang benar benar tidak bisa dihindari.

"Aress berhenti ngapa!" gerutu Aurora yang tak di gubris Ares. Gadis itu berusaha mensejajarkan langkanya dengan Ares.

"Hm." Ares hanya membalasnya dengan gumaman.

"Ares Rara ramal kita jodoh," ucap Aurora, masih berusaha menyamakan langkahnya dengan Ares.

"Mimpi," sarkas Ares tanpa menatap gadis itu.

"Nggak apa-apa, lebih baik bermimpi dari pada berhalu," ujar Aurora.

"Terserah," balas Ares cuek, malas meladeni ocehan Aurora.

"Aress ..." rengek Aurora.

Ares menggeram jengah. "Apa?!"

"Perkosa Rara dong!" Kali ini ucapan Aurora membuat Ares menghentikan langkah. Menatap aneh gadis dengan tatapan berbinar di sampingnya.

"Lo gila?!" ujar Ares sewot.

"Iya, Rara gila karena Ares," balas Aurora tanpa beban.

"Emang lo tau arti perkosa?" Ares bersedekap dengan senyum remeh.

"Tau, kata Kakek itu cium," jawab Aurora terdengar sangat yakin. Sontak, Ares menghela napas. Sudah ia duga. Mana mungkin gadis bodoh itu meminta diperkosa kalau sudah tau artinya.

Dasar cewek tolol!

"Mati aja lo sana!" Ares berseru kesal, dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Ih, Ares galak. Rara kan jadi--”

Ares memotong cepat, "Tambah cinta." Pemuda itu mendengkus. "Bodo amat, bodo amat!"

Ares terus melanjutkan langkahnya menuju kantin karena tujuannya ke taman belakang untuk mencari ketenangan, pupus sudah. Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Aurora mengoceh.

Secret Crazy Girl [Terbit]Where stories live. Discover now