4. Good and Bad Guy

118 21 20
                                    

«

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

«

    CHAPTER 4 : Good and Bad Guy          

                           »

¦
~
¦

Gia tak mengira kalau dirinya akan menerima ajakan Jonathan, setelah sempat memaki cowok itu karena membuatnya lupa akan hari PO buku Antarez

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gia tak mengira kalau dirinya akan menerima ajakan Jonathan, setelah sempat memaki cowok itu karena membuatnya lupa akan hari PO buku Antarez. Sepertinya Gia harus membenturkan kepalanya keras-keras di tembok karena otaknya sudah mulai tidak beres. Mereka dalam perjalanan menuju bioskop untuk menonton film. Jujur saja Gia jarang menonton film kalau tidak film adaptasi dari buku Antarez, atau karena Wen memaksanya menemani.

Gia lebih banyak diam karena suasana canggung. Bingung harus memulai pembicaraan seperti apa, mereka tidak sefrekuensi. Dia menerima kehadiran Jonathan karena merasa tidak enak cowok itu sudah baik dan mau membantu Gia selama kuliah. Bukannya tidak memahami jika maksud Jonathan tentu karena perasaannya, Gia hanya tidak bisa semudah itu menerima seseorang ke dalam hatinya.

"Nat, ke toilet dulu nggak apa-apa kan?"

"Yaa boleh, aku tunggu disini ya?"

"Okay, bentar ya!"

Buru-buru Gia pergi ke toilet, untuk mengecek sesuatu. Harusnya hari ini masih belum tanggalnya dia kedatangan tamu. Tapi begitu dia mengeceknya di toilet, ternyata dugaannya benar.

"Udah tembus dikit lagi, aduh malu-maluin banget lo Gi! Masa pergi jalan sama cowok malah bocor." Gia merutuki dirinya, dia malu kalau harus keluar, terlebih ada bercak di celananya---ia yakin tak akan kelihatan karena warnanya gelap tapi tetap saja ia tidak percaya diri untuk keluar dari toilet dalam kondisi seperti ini. "Masa gue minta tolong Nathan sih?" Gia bimbang, dia mengigiti kukunya, sampai akhirnya berpasrah dan memilih menelepon Jonathan.

"Halo, eum. Nat, gue boleh minta tolong nggak?"

"Ya kenapa Gi? Ada yang bocor?"

"Kelihatan ya? Nggak bocor di mobil lo kan?" Agak panik sebab sebelumnya ia tidak menutup bagian belakangnya.

A HALF HEARTWhere stories live. Discover now