1. Gia and Life

203 34 24
                                    

«

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

«

CHAPTER 1 : Gia and Life
                      
                   »

¦
~
¦

Wenanda Veronika selalu membenci angin yang membuat rambutnya kusut di jalanan, tetapi berkebalikan dengan itu cewek berhelm kuning itu sangat cinta dengan vespa matic barunya yang berwarna toska, sudah tak asing lagi melihat cewek itu membonceng ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wenanda Veronika selalu membenci angin yang membuat rambutnya kusut di jalanan, tetapi berkebalikan dengan itu cewek berhelm kuning itu sangat cinta dengan vespa matic barunya yang berwarna toska, sudah tak asing lagi melihat cewek itu membonceng Agya Judistia Atlanta---sahabat karibnya dari SMA---mengitari jalanan kampus ke arah warung-warung dekat gerbang belakang kampus, tempat bakmi langganan mereka yang bertopping ayam panggang kecap berjualan.

"Goblok!" Gia memukul kedua bahu Wen, saat keduanya meloncat akibat Wen menerjang kencang polisi tidur.

Tapi, yang namanya Wen hanya tertawa kencang. Tepat setelah motornya terparkir, Wen langsung meloncat turun bahkan sebelum helmnya di tanggalkan. Ia mengibrit karena antrean mulai padat. "Lo mau yang apa Gi?" Pekiknya pada Gia yang tertinggal di belakang, setelah mendapat slot antrean.

"Samain aja deh. Lo aja yang ngantri ya, gue cari tempat duduk yang ajib dulu!" Kalau ada teman yang sangat sukarelawan seperti Wen, kenapa dia harus bersusah payah ikut mengantri juga. Wen adalah teman terbaik sejagat raya pokoknya!

Setelah memesan, Wen menghampiri Gia dengan semangkuk siomay kuah---ganjal laper kalau kata Wen, karena saking ramenya, pesanan mereka kadang tiba setelah belasan menit.

"Thanks." Gia mencomot siomay yang baru datang itu. Lalu menatap Wen dengan wajah memelasnya. "Gue galau, Wen. Antarez nerbitin buku lagi, sedangkan tabungan gue lagi menipis. Lo nggak berniat beliin gue gitu?"

Wen tersedak kuah siomay, "Sumpah sesi pergalauan lo sangat tidak bermutu!"

"Bermutu Wen, daripada galauin cowok. Bukunya Antarez limited tanda tangannya sayang banget kalau nggak ikut po awal." Gia memangku dagunya dengan tangan kiri, sambil mengunyah siomay.

"Dramatis banget idup lo! Mending tuh bucin yang pasti-pasti aja. Lo gak liat postingannya, udah ada calonnya cuy!"

"Gue kan cuman ngefans sama bukunya, bukan ngarep ke orangnya. Tapi, calonnya cantik banget sih, kalau gue berdiri sama dia pasti kayak itik buruk rupa sama angsa emas. Orang dari keluarga berada emang beda ya?"

A HALF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang