3. Cowok kayak gitu jangan dianggurin!

136 26 18
                                    

«

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

«

CHAPTER 3 : Cowok kayak gitu jangan dianggurin!


                       »

¦
~
¦

"Lo enggak mau sekolah?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo enggak mau sekolah?"

Naren bertanya, pada Jeno yang masih rebahan dikasurnya.

Naren sendiri sudah siap dengan seragam khas sekolahnya. Pemuda itu mendengkus saat Jeno malah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"No! Lo udah bolos tiga hari! Sekarang lo harus sekolah atau bokap lo dipanggil ke sekolah!"

Berhasil.

Jeno bangkit menendang selimut dengan kesal. Tapi tetap beranjak ke kamar mandi setelah menarik handuk di laci penyimpanan.

Narendra Tanwiraja itu seperti namanya, dia anak sultan. Kamarnya sangat luas, kamar mandinya saja bisa dipake sepak bola. Lantainya bersiih tidak licin sama sekali. Kalau sampai ada titik sabun atau air yang jatuh, itu kelakuan Jeno yang tidak pro mandi di kamar mandi anak sultan.

Tapi Naren sahabat Jeno yang paling baik. Bagaimana pun kelakuan Jeno dia yang paling sabar dan perhatian. Naren menganggapnya saudara. Orangtua Naren juga menganggap Jeno anak kedua mereka. Mereka sama sekali tidak keberatan anak itu menginap berhari-hari, malah senang sebab Naren anak tunggal.

Saat turun dari kamar dan berjalan agak jauh untuk mencapai ruang makan---karena memang sebesar itu rumah Naren---Jeno disambut senyum hangat ibunda Naren.

"Selamat pagi ganteng."

Ibunda Naren kelihatan sangat muda, padahal anaknya sebesar Naren. Entah skinkernya berlian kali.

"Pagi tante."

Jeno duduk disamping Naren.

Meja makan marmer itu penuh menu sarapan.

A HALF HEARTWhere stories live. Discover now