TRAILER

247 40 17
                                    

«           Prolog                     »¦~¦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

«
           Prolog
                     »
¦
~
¦

Ini tak aman untuk kesehatan jantung Gia, jantungnya bisa meledak jika dibiarkan berdekatan dengan Antarez.

Lihat saja, senyumnya saat berhadapan dengan penggemar itu menghanyutkan sekali. Di balik kacamatanya, garis bulan sabit, senyum secerah mentari paginya menyilaukan mata. Ahh Gia mau pingsan! Eh tapi dia harus waras, dia datang dengan name tag sebagai staff disini.

Fansign selesai pukul setengah tiga, Antarez kelihatan capek dan senyumnya pudar, pasti lelah sekali senyum dari pagi sampai hampir sore begini. Gia segera maju menghampiri, "Siang kak Arez, Pak Jehan ada meeting, saya di utus buat menggantikan beliau." Ia tidak tega juga mau mengatakan sekaligus diskusi karena ia editor baru.

Sementara Antarez nampak mengernyitkan keningnya, "Tunggu, kayak pernah tahu? Kamu bukannya yang sering datang ke fansign ya?"

Aduh, di-notice idola sendiri. Meleleh rasanya, mau gimanapun semburat merah di pipinya susah disembunyikan. "Ah, iya kak. Saya kemarin yang nggak sengaja rusakin hp kak Arez di kantor penerbitan."

Raut Ares nampak antusias, "Oooohhh! Wow, selamat!" Ia lalu sadar, teringat kalau waktu itu Gia baru interview, mengingat sekarang Gia utusan Jehan, berarti sudah resmi menjadi karyawan.

"Terima kasih kak. Sebenarnya saya yang pegang naskah kakak, cuman kalau kak Arez lagi capek kita bisa diskusi lain waktu."

"Naskah saya? Haze?" Tanya Arez.

"Iya kak, kak Jane kasih saya kepercayaan untuk menyulap naskahnya Kak Arez."

"Kalo seorang Jane Ruslan udah lampu ijo, berarti keren banget nih."

"Jangan gitu kak, nanti saya kegedean kepalanya."

Antarez tertawa, "Ya udah ngobrol sambil makan yuk! Soalnya saya lapar banget."

"Bohong kalau saya bilang nggak laper juga setelah nungguin kak Arez dari tadi."

Arez tertawa, "Kamu bawa mobil kan?" Kalau menggantikan Jehan sih harusnya iya.

"Saya bawa kok kak, mau pake mobil saya?"

"Saya mana pernah bawa mobil sendiri kalau fansign." Ares menunjukkan cengiran.

"Ahh begitu. Ya udah, hari ini Gia yang supirin kak Ares, mau makan dimana kak?"

"Ohh kamu ada saran enggak?"

"Deket sini ada rumah makan masakan padang yang enak, itu kalau kak Arez mau. Ada Resto yang lumayan juga."

"Ohh boleh tuh, ada sate padangnya nggak?"

"Ada kok, biasa saya langganan disana kalau abis pulang kuliah."

"Okke gass!"

Gia tak mengira Arez bisa sesantai itu padanya. Gia pun jadi terbantu, dia tidak perlu canggung lagi. "Saya nggak ikut fansign kali ini, sayang banget sih." Ujarnya memulai obrolan saat mereka sudah berada dalam perjalanan menuju rumah makan padang.

"Loh iya saya cari-cari tadi tuh, yang punya eye smiled paling cantik kok nggak dateng."

"Bisa aja kak Arez mah. Kemarin war bukunya kak Arez nggak kebagian."

"Loh kok bisa?"

"Hpnya abis batre pas lagi war. Pas pinjem punya temen baru mau ngisi form udah ludes aja."

"Ya ampun." Antarez tertawa, lelaki itu kemudian membuka ranselnya, mengeluarkan satu buku yang sudah tidak bersegel plastik. "Aku punya kebiasaan baca ulang pas udah di launching, ini buat kamu aja!"

"Hah? Serius kak buat saya?"

"Serius, atau mau yang baru? Ada di apartemenku."

"Eh, nggak usah kak. Itu aja, makasih banget. Jadi nggak enak deh."

"Santai aja, aku senang kamu baca ceritaku."

«

                                   Atteza Antariksa Mahanta
Agya Judistia Atlanta
Nirena Erallya Savta
Kin Arrafasya Birendra

»

¦
~
¦

Sampai jumpa di bab satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampai jumpa di bab satu

👇

[26/10/23]

A HALF HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang