Thirty Eight

37.9K 4.7K 3.8K
                                    


Happy Reading :))))














4 Tahun kemudian



Pria mungil itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah perusahaan besar. Senyumnya mengembang menambah kesan cantik di wajahnya, beberapa orang menyapanya dan menyambutnya dengan senang. la menatap perusahaan yang sangat besar itu dengan mata yang berbinar. lmpiannya menjadi kenyataan, dia bisa bekerja di perusahaan ini yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Amerika.




Ayahnya memang memintanya untuk mengurus perusahaan keluarganya di Jepang, namun Taeyong menolaknya karena sungguh pria mungil itu tidak mempunyai keahlian untuk memimpin suatu perusahaan besar. Dia tidak ingin perusahaan ayahnya bangkrut hanya gara-gara kebodohannya.

"Hyuuuuuunnngggg...."


Taeyong membalikan badannya, tersenyum ketika melihat pria yang cukup dia kenal berlari ke arahnya, dan kemudian memeluk tubuhnya erat.



"Akhirnya kau dipindahkan juga ke kantor pusat. Selamat datang di kantor pusat hyung. Wow, kau terlihat lebih cantik dan menawan jika dilihat secara aslinya daripada di foto."

Taeyong mengenal Jungwoo karena bagian pekerjaan mereka sama, team marketing di perusahaan tersebut. Namun bedanya, Jungwoo berada di kantor pusat dan Taeyong berada di kantor cabang. Mereka cukup dekat karena sering mengobrol lewat telepon mengenai pekerjaan atau urusan pribadi, namun mereka sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya. Dan sekarang, dia sudah ditempatkan di kantor pusat jadi dia berharap dia bisa berteman baik dengan Jungwoo.

"Haha, kau juga terlihat lebih manis jika dilihat secara langsung." Taeyong tersenyum, melepaskan pelukannya dan mengusap lembut rambut pria yang 2 tahun lebih muda darinya itu.




"Oh iya hyung, selamat atas pertunanganmu. Maaf aku tidak bisa datang. Tapi aku berjanji aku akan datang saat pernikahanmu."





"Terimakasih. Ah, lagipula pernikahanku masih sangat jauh."





Taeyong dan Jungwoo berjalan menuju ruangan mereka sambil berbincang-bincang. Banyak sekali karyawan yang menyapa Taeyong, tentu saja karena ini adalah hari pertama pria mungil itu bekerja di kantor pusat.

"Hyung, mungkin di kantor cabang tidak terlalu strict. Tapi disini benar-benar strict. Karyawan disini tidak boleh terlambat datang ataupun terlihat santai. Bahkan pernah ada seorang karyawan yang telat 2 menit kemudian langsung dipecat. Sungguh kasihan sekali. Kau harus hati-hati hyung, jangan sampai telat."

"Ish, menyeramkan sekali."




"Hehehe tenang saja hyung. Lagipula kita kan tidak akan ada kata santai. Kita memang duduk manis di depan komputer, tapi sambil mengerjakan file yang menumpuk seperti gunung." Jungwoo terkekeh pelan, menatap kepada Taeyong.



"Jungwoo.... Oh hey kau pasti Lee Taeyong kan? Pindahan dari kantor cabang? Perkenalkan, namaku Ji Hansol, ketua bagian marketing. Tapi kau cukup memanggilku Hansol hyung saja." Saat Jungwoo dan Taeyong masuk ke dalam ruangan, terlihat seorang pria tinggi yang menghampiri mereka dan mengulurkan tangannya kepada Taeyong.




Taeyong tersenyum, menjabat tangan Hansol, "Lee Taeyong imnida. Mohon bimbingannya hyung."




"Aigoo, kau manis sekali. Umurmu 25 tahun kan? Ah tapi wajahmu sungguh terlihat seperti baru 21 tahun. Kau awet muda rupanya. Hahaha.... Oh iya, sepertinya aku pernah mendengar namamu, bahkan melihat wajahmu. Tapi dimana ya?" Hansol menatap wajah Taeyong, berusaha untuk mengingat dimana dia pernah bertemu dengan pria mungil ini.




President JungDove le storie prendono vita. Scoprilo ora