Thirty Three

35K 4.5K 1.9K
                                    

Double update ya soalnya besok mau fokus ToD :DDD
Detik-detik menuju part puncak :)))


Happy Reading :)))




Jam sudah menunjukan pukul 7 lebih 15 menit, namun pria tampan itu tak kunjung beranjak dari kursinya. Sebenarnya, Jaehyun benar-benar sangat malas menemui Winwin saat ini. Namun, jika dia tidak menemui Winwin, dia takut jika Winwin akan terus mengganggu hubungannya dengan Taeyong.



Ini untuk yang terakhir kalinya, ya dia berjanji kepada dirinya sendiri jika ini adalah yang terakhir kalinya ia membohongi Taeyong dan bertemu dengan orang lain, ini semua demi kebaikan hubungan mereka berdua ke depannya.



Sementara itu, Taeyong menyibukkan dirinya di dapur membuat makanan, hanya untuk agar otaknya tidak terlalu berfikir tentang Jaehyun yang malam ini akan pergi. Entahlah, dia tidak tahu mengapa hatinya benar-benar tidak tenang saat ini. Jaehyun hanya akan makan malam dengan ibunya, bukan pergi meninggalkannya.




Sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya, harum aroma mint yang maskulin merasuk ke indera penciumannya.

"Belum berangkat? Ini sudah jam 7 lebih."



"Sebentar lagi aku berangkat, sayang." Jaehyun menopangkan dagunya di pundak Taeyong, melihat apa yang sedang kekasihnya kerjakan.



"Lebih baik kau cepat berangkat, Jaehyun. Ini sudah jam 7 lebih, eommamu akan marah." Taeyong berbicara dengan nada lembut, berusaha sebisa mungkin menyembunyikan keraguan di hatinya.




Jaehyun menghela nafasnya, ia membalikan tubuh Taeyong dan menatap kedua matanya, namun kekasihnya itu tidak mau bertatapan dengannya, selalu menghindari kontak mata dengan Jaehyun.

"Tatap mataku, sayang." Jaehyun menyentuh dagu Taeyong, dan membuat pria mungil itu menatap wajahnya, "Kau kenapa hmm? Sayang, jika kau tidak mau aku pergi, aku bisa membatalkannya."



Taeyong menggelengkan kepalanya pelan, ia tersenyum dan mengusap lembut pipi Jaehyun.

"Aku tidak apa-apa, pergilah Jae, ini sudah sangat terlambat kan? Aku hanya.... Aku hanya akan sangat merindukanmu walau hanya ditinggal sebentar."




"Aku berjanji, aku akan pulang cepat, lalu kita bisa berpelukan sampai tidur." Jaehyun mengecup lembut kening pria mungilnya itu, "Aku berangkat dulu ya sayang."



Taeyong menatap punggung kekasihnya yang semakin menjauh darinya, hatinya benar-benar tidak nyaman. Kekasihnya hanya pergi makan malam dengan ibunya, bukan pergi meninggalkannya.

"Jaehyun."



Pria itu membalikan badannya ketika namanya dipanggil, dan tubuhnya sedikit terdorong ke belakang ketika Taeyong menghambur ke pelukannya. Dan dengan cepat, segera membalas pelukan kekasihnya itu.




"Cepat kembali, jangan lama-lama perginya."




Jaehyun menganggukkan kepalanya, ia melepaskan pelukan Taeyong dan menangkup wajah pria mungil itu, dan mulai mencium bibir Taeyong.



Biasanya, Jaehyun yang selalu mendominasi di setiap ciuman mereka, namun kali ini berbeda, pria mungilnya itu mencium bibir Jaehyun dengan liar, lidahnya masuk menjelajahi rongga mulut Jaehyun, tidak ada sedikitpun bagian mulut dan bibir Jaehyun yang terlewatkan oleh lumatan pria mungil itu. Dan sungguh, Jaehyun sangat menyukai ciuman mereka ini.



Setelah dirasanya nafasnya mulai habis, Taeyong melepaskan ciumannya, menatap manik mata Jaehyun dengan tatapan yang sulit diartikan. la menangkup wajah kekasihnya dengan kedua tangannya, dan kembali mengecup bibir Jaehyun.

President JungWhere stories live. Discover now