Eight

61.2K 7.2K 4K
                                    

Happy Reading ❤


"Aku hanya cemburu, maaf."

Jaehyun melebarkan matanya demi mendengar ucapan Taeyong, walaupun pelan namun dia masih bisa mendengar dengan sangat jelas ucapan pria mungil itu. Taeyong cemburu padanya? apa ini mimpi? mengapa Taeyong bisa cemburu kepadanya? Berbagai pertanyaan muncul di otak Jaehyun, ia kemudian tertawa senang ketika mendapat jawaban yang atas semua pertanyaannya.


Jadi Taeyong juga menyukainya?


Jika memang Taeyong tidak menyukainya juga mana mungkin pria manis di depannya ini cemburu.

"Oh God."

Taeyong menggigit bibirnya pelan, air mata mulai menggenang di mata indahnya. Mengapa Jaehyun tertawa? Bagaimana mungkin Jaehyun bisa tertawa diatas penderitaannya? apa pria tampan di hadapannya ini menertawakan kebodohannya karena sudah merasakan cemburu kepada kekasih orang lain?

"A....aku ingin pulang." Ucap Taeyong dengan suara yang parau, ia segera melepaskan tangan Jaehyun dari wajahnya kemudian memalingkan wajahnya.


'Bodoh, seharusnya aku tidak bilang jika aku cemburu. Aku hanya mempermalukan diriku sendiri.'


"Taeyong..."


"Jaehyun, ku mohon. aku ingin pulang." Lirih Taeyong sedikit terisak, tidak berani untuk menatap Jaehyun.


Jaehyun sedikit kaget ketika mendengar suara isakan Taeyong, ia kemudian menyentuh dagu Taeyong dengan sedikit paksa untuk menatapnya dan menangkup wajah pria manis itu dengan kedua tangannya. Hatinya terasa perih ketika melihat air mata yang terus saja mengalir membasahi pipi Taeyong, namun dia juga senang karena dia tahu air mata itu untuk dia, air mata kecemburuan Taeyong kepadanya.


"A... aku minta maaf. Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini. Aku seharusnya bisa menjaga sikapku." Isak Taeyong. Jaehyun tetap menatap Taeyong, sesekali ia mengusap air mata Taeyong dengan ibu jarinya.


"Aku tahu, ini sangat tidak pantas. Aku tahu jika tidak seharusnya aku cemburu kepadamu. Aku bodoh. Maaf karena aku telah bersikap tidak menyenangkan kepadamu." Taeyong tetap terisak, dengan mata yang tidak berani untuk menatap Jaehyun, dia hanya terlalu takut jika Jaehyun akan membencinya.



"Apa kau sudah selesai bicara, hmm? Tatap mataku, Taeyongie." Jaehyun tersenyum ketika Taeyong mengikuti ucapannya untuk menatap matanya," Dengar, kau tidak seharusnya minta maaf, kau tidak salah apa-apa kepadaku. Tentang Winwin, dia adalah temanku sejak kecil, jadi wajar saja jika kami begitu dekat."



Taeyong hendak membuka mulutnya untuk berbicara , namunjari Jaehyun menghentikannya, "Biarkan aku menyelesaikan ucapanku."



Taeyong mengangguk patuh, matanya terus menatap Jaehyun yang juga kini menatapnya dengan tatapan yang sangat lembut, "Aku adalah milikmu ,semua yang ada dalam diriku adalah milikmu. Hanya kau yang boleh memilikiku. Bukankah aku pernah memberitahumu jika aku tidak akan pernah main-main jika itu menyangkut tentang dirimu?"

President JungWhere stories live. Discover now