Nineteen

54.6K 5.7K 5K
                                    

Happy Reading :)))


Taeyong membuka matanya perlahan, ia menggeliat ketika merasakan sesuatu yang cukup berat ada di perutnya. la menoleh, dan mendapati tangan Jaehyun berada di perutnya. Pria tampan itu masih terlihat tidur pulas.



Taeyong tersenyum, menatap wajah tampan pria yang masih tertidur pulas itu. la mengusap lembut pipi Jaehyun, dan kemudian mengecup kening pria Jung itu. la beranjak bangun dengan sangat hati-hati, meletakan tangan Jaehyun yang tadinya di atas perutnya berpindah ke bantal. la dengan sangat hati-hati turun dari ranjang, dan segera masuk ke kamar mandi.



Setelah 15 menit mandi dan memakai pakaian, dia segera keluar dari kamar mandi dan melihat Jaehyun masih tidur dengan pulas. Taeyong menghampirinya dan kemudian mencium kening Jaehyun. Setelah itu ia bergegas keluar dari kamar presiden kampusnya itu.














Jaehyun menggeliat pelan, dia sedikit mengerutkan keningnya mendapati Taeyong tidak ada di sampingnya. Dia menghela nafasnya berat, padahal dia sangat ingin melihat wajah cantik Taeyong saat dia bangun tidur.



Semalam dia benar-benar tidur dengan sangat nyenyak, memeluk hangat kekasih hatinya. Ini adalah tidur terbaiknya selama dia berpisah dengan Taeyong. Dan sungguh dia sama sekali tidak menyangka bisa memeluk lagi orang yang sangat dia cintai.



"Shit! aku kesiangan!"


Jaehyun segera bangun, dan berjalan ke kamar mandi. Dan tak butuh waktu lama untuk dia mandi dan memakai bajunya dan sudah terlihat rapi. Dia bergegas ke dapur, dan hendak mengambil sepotong roti untuk mengganjal perutnya. Namun matanya tertuju kepada selembar nota kecil yang tertempel di lemari es.



"Jung Taeyong, huh? Jika kau sudah memakai margaku itu artinya kau tidak akan pernah bisa lepas dariku, Taeyong-ah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jung Taeyong, huh? Jika kau sudah memakai margaku itu artinya kau tidak akan pernah bisa lepas dariku, Taeyong-ah."



~President Jung~



Taeyong berjalan cepat, sebentar lagi kelas Mr. Kim akan dimulai dan jika dia sampai telat datang, dia tidak tahu hal memalukan apa yang akan terjadi padanya. Dia benar-benar merutuki ayahnya yang sama sekali tidak ingin membelikannya mobil dengan alasan jika ayahnya masih sangat menyayangi nyawa Taeyong. Apa-apaan coba ? padahal Taeyong bisa menyetir! Dan bahkan ayahnya malah bilang jika dia akan membelikan Taeyong mobil tapi dengan syarat memakai sopir pribadi yang akan mengantar Taeyong kemanapun. Huh, dia bukan anak kecil lagi.




"Pendek."

Taeyong terus melanjutkan langkah, tidak memperdulikan suara Mingyu yang memanggilnya. Pelajaran Mr. Kim jauh lebih penting daripada berdebat dengan si hitam idiot itu.



"Pendek Pendek Pendek."

Taeyong semakin mempercepat langkahnya ketika suara Mingyu terdengar mendekatinya.



President JungWhere stories live. Discover now