Seven

60.1K 7.1K 3.8K
                                    

Happy Reading :)

"Kau mengenalnya?"

Taeyong menoleh ke arah Ten yang sedang menatapnya dengan tatapan penasaran, ia kemudian mengangguk pelan, "Aku bertemu dengannya saat aku sedang menunggu bus di halte, mobil Presiden Jung berhenti tepat di depanku, dan dia menawarkan tumpangan. Presiden Jung sedang bersama dia." Ucapnya, pelan.

"Jadi kau diantar oleh Presiden Jung? ah, dan berarti pria yang bernama Winwin itu adalah kekasihnya?"

"Aku tidak tahu." Taeyong menghela nafasnya pelan, dia belum bisa bercerita kepada Ten tentang hubungannya dengan Jaehyun saat ini karena dia pun masih sangat bingung. Sudah hampir satu minggu mereka berdua selalu menghabiskan waktu bersama, dan entahlah dia merasa benar-benar sangat nyaman bersama Jaehyun.

"Kau tidak apa-apa kan hyung?" Ten menatap Taeyong dengan tatapan khawatir, ia menarik tangan Taeyong dan menggenggamnya erat, "Selama dua tahun yang lalu kau bahkan baik-baik saja tanpa Presiden Jung, maksudku kau bisa melupakan Presiden Jung walaupun dengan bantuan Sehun. Dan aku yakin kau pasti bisa melewati semua ini sekarang. Walaupun Presiden Jung sudah mempunyai kekasih, kau pasti akan kuat. Hey, ingatlah kau seorang Lee Taeyong, banyak sekali orang yang ingin bersamamu."

Taeyong hanya bisa tersenyum, dan menggumamkan ucapan terimakasih kepada Ten. Dia sama sekali belum bisa bercerita tentang hubungannya dengan Jaehyun, karena ini memang masih terasa rumit. Dan Taeyong juga belum terlalu yakin akan arah hubungannya dengan Jaehyun.

Tanpa sengaja, Taeyong menoleh ke arah meja tempat Jaehyun dan para dewan mahasiswa itu duduk. Mereka tampak sangat bahagia dengan kedatangan Winwin. Dan Jaehyun juga terlihat tidak pernah berhenti untuk tersenyum, bahkan tertawa terbahak-bahak.

Katakanlah Taeyong egois, namun dia sangat membenci senyuman Jaehyun saat ini, karena senyuman itu bukan untuk dirinya.

~President Jung~

"Kau sudah menunggu lama? Ah maaf, tadi aku mengganti bajuku sebentar." Ucap Taeyong, tersenyum manis kepada pria tampan di sampingnya.

"Tidak apa-apa. Kita mau kemana? Hmm, aku sangat suka wangimu. Wangi yang manis namun tetap lembut." Jaehyun tersenyum menatap kepada Taeyong, ia mengusap pipi pria manis itu dengan sangat lembut.

Taeyong menundukan kepalanya, menyembunyikan semburat merah di pipinya. Jaehyun memang selalu bersikap seperti itu, selalu saja berkata manis dan juga tidak lupa untuk selalu mengusap pipinya, dan entah mengapa Taeyong masih saja belum terbiasa dengan perlakuan Jaehyun yang seperti itu.

"Apa kau akan terus menatapku seperti itu? Aku lapar." Taeyong merengek, berusaha untuk mengalihkan perhatian Jaehyun agar tidak tertuju lagi kepadanya. Dia tahu, sangat tahu jika sejak daritadi Jaehyun terus-terusan menatapnya.

"Baikah princess, ayo kita makan."

"Seharusnya kau memanggilku Prince bukan Princess." Protes Taeyong.

Jaehyun hanya terkekeh mendengarnya, 'Kau adalah princess karena aku yang akan menjadi prince mu' . Ia kemudian melajukan mobilnya. Dia tahu jika Taeyong menatapnya, dia sangat tahu itu. Dan sebuah senyuman terukir di bibirnya, dan membuat Taeyong memalingkan wajahnya.

"Aku tahu aku sangat tampan, kau tidak perlu memandangku seperti itu." Ucap Jaehyun, terkekeh pelan.

"Itu.... itu tidak seperti yang kau fikirkan. Maksudku.... maksudku.... "

"Jadi kau fikir aku ini tidak tampan, Taeyongie?" Goda Jaehyun, menoleh kepada Taeyong.

'Kau tampan, sangat tampan. Hingga membuatku tersiksa karena tidak bisa memiliki, Jaehyun'

President JungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang