25. Revenge

2.2K 394 160
                                    

Kalau Waktu adalah hal paling sombong di dunia,
Maka Dendam adalah satu diantara yang kejam.
    
   

---- Menos ----

---- Menos ----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr. pinterest

 
 

Suara loker terbuka terdengar. Efek sekolah yang masih agak sepi membuatnya cukup terdengar keras disepanjang koridor.

Tarikan napas terdengar berat. Bersiap menatap pemandangan loker penuh sampah nan kotor.

Jisung pikir begitu. Namun, kala netranya justru menyambut keadaan dalam loker yang sedikit berbeda, ia malah tertegun.

Lokernya bersih. Tak ada satupun sampah di dalamnya. Yg tersisa hanya satu buah kotak berisi makanan kering dan pesan kecil tertempel diatasnya.

"Pagi, Han Jisung.", Gadis itu, Hong Jiyeon datang menghampiri, menyapanya riang, membuat pria itu sedikit tersentak.

  
"Dapat lagi?", tanya Jiyeon menatap kotak yang Jisung pegang. Adam itu mengangguk pelan.

Bukan sekali Jisung mendapatkan ini, semenjak festival kemarin, Pria Han itu kerap kali mendapatkan surat dan bingkisan dari orang tak dikenal. Kalau kata Jiyeon, itu penggemar rahasia.

Biasanya, si penggemar hanya memberikan suratnya diatas tumpukan sampah-sampah itu, namun hari ini semua kosong melompong.

 
Jisung mengeluarkan bukunya, mulai menulis dan menunjukan kepada manusia disampingnya,

'Kayaknya dia yang bersihin loker juga.'

Jiyeon mengernyitkan dahi. Seniat itu kah penggemar Jisung ini? Matanya menelisik sepotong kertas biru langit yang menghiasi kotak tersebut,

'Semangat harinya, Kak! Kalau sedih makan ini aja, nanti semangatku bakalan nyampe ke Kak Jisung. Semoga suka ^^ '

  
Adik tingkatnya ini, agresif sekali.

"Kamu beneran gak ada clue siapa yang ngirim?"

Jisung menggeleng, ia kemudian menulis lagi, 'Aku gak kenal satupun adik kelas kita.'

Jiyeon manggut-manggut. Sebetulnya, kalau Jisung tidak terusik sih tidak masalah.

 
"Itu tandanya orang-orang udah mulai sadar sama keberadaan kamu. Harusnya kamu senang,,"

Pemuda Han itu nampak berpikir, menatap kotak transparan itu dan mengukir tulisan, 'Iya, tapi aku jadi tidak enak kalau dikirim terus terusan.'

"Dia ngirim ginian itu kemauan dia, Sung. Jangan diambil pusing ya,,"

Jisung nampak terdiam, sebelum akhirnya mengangguk dan memasukkan kotak itu kedalam tasnya. Kemudian, mereka berjalan beriringan menuju kelas.

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang