24. Festive

1.8K 395 222
                                    

Mengukir kenangan manis, diantara waktu yang sempit, bersorak untuk hati yang sepi.

---- Menos ----

---- Menos ----

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cr. pinterest
 


 
   
 
( Kalau kalian lupa, boleh banget buat re-read alias baca ulangㅠㅠ
Ah iya, part ini lebih panjang dari biasanya, jadi pastiin kalian emang lagi punya waktu luang ya ^^ )


Sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir, di Taman Kota Seoul yang mana menjadi tempat Festival Sekolah tingkat Provinsi akan dimulai.
 

 

Jisung mengamati seluruh pemandangan dengan takjub dari dalam. Tempat ini begitu luas dan seketika disulap dengan konsep yang sangat unik. Jisung tak pernah datang ke tempat ini. Bahkan acara belum mulai saja, tempat ini sudah ramai.
 

 

Ah iya, hari ini Jisung nebeng mobil Renjun. Pria Huang bilang, lebih baik mereka berangkat bersama, mengurangi resiko keterlambatan. Alhasil, pagi-pagi sekali, Jisung sudah sampai di apartmen Renjun yang terbilang besar.
 

Dari pandangannya, Renjun lahir dari tumbuh dengan sangat baik. Dilihat dari figura-figura yang terpajang di ruang tamu, mereka terlihat seperti keluarga bahagia. Meskipun memang dari kecil anak laki-laki itu agak pelit senyum. 
 

Begitu benar-benar terparkir, Jisung bersiap untuk turun, menunggu Renjun yang tengah berpamitan dengan Ayahnya. Jisung jadi pusing sendiri, nampaknya pasangan ayah-anak itu lebih sering berbicara Bahasa Mandarin.

 

"Ayo." ucap Renjun singkat kemudian turun. Jisung lantas tersenyum singkat pada Tuan Huang yang sudah mengerti keadaan Jisung. Pria paruh baya itu tersenyum tulus, sama persis seperti milik Renjun.
 
Ia pikir, Tuan Huang akan ikut menonton sebagai bentuk dukungan terhadap putra tunggalnya. Namun, begitu Jisung keluar, pria dengan jas hitam itu langsung keluar dari area festival.
 

"Lewat sini." suara Renjun menginterupsi lamunan Jisung. Dengan cepat, Pria Han itu segera menyamakan langkah dengan partnernya yang sudah beberapa meter di depan.
 

Mereka harus registrasi ulang untuk pembagian nomor peserta. Sebenarnya belum terlalu ramai, namun antrian itu sudah cukup menakutkan bagi Jisung.
 

"Lu tunggu sini aja. Gua aja yang ngantri. Ntar gua kesini lagi, jangan kemana-mana." perintah Renjun sebelum akhirnya melangkah pergi. Jisung duduk di kursi pojok dalam sebuah tenda besar khusus para pengisi acara. Ia meletakan gitar yang ia bawa di kursi samping untuk Renjun.
 

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Where stories live. Discover now