23. HㅡFestival

2.9K 481 192
                                    

Sebagian besar dari hidup kita adalah pengaruh orang lain.
Perkataan yang diterima maupun baik atau buruk, akan membangun karakter diri secara tidak langsung.
   
      

---- Menos ----
 


 
 

   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr. pinterest


 

Renjun mendudukan diri diatas sofa hitam, meninggalkan tiga orang lain yang tengah sibuk dengan urusan musik mereka. Baru saja ia menyelesaikan latihannya, mengingat dua hari lagi adalah akhir dari penantian panjang festival.
 
  
Pria Hwang itu menyandarkan tubuhnya diatas sofa gempal itu, membiarkan hembusan angin dari pendingin ruangan menyejukan raga kurus itu. Ruangan bernuansa oranye ini benar-benar asing bagi Renjun. Hari ini adalah hari pertama mereka latihan di studio baru. 
 
  

Yang ia ingat, pria yang bernama Bang Chan dihubungi oleh pihak keamanan setempat, sebab gedung lama tempat mereka biasa bekerja sudah tak layak pakai. Fondasi diatas sudah terlalu rapuh, khawatir kalau tiba-tiba bangunan itu ambruk dan memakan korban jiwa.
 
  
Singkat cerita, pemuda satu lagi yang ia yakini anak orang kaya, merombak salah satu ruko Ibunya yang memang sudah tidak dipakai.
 
 

Sejujurnya, Renjun sedikit tidak suka dengan perubahan mendadak ini. Saat dimana ia mulai hafal jalan menuju gedung lama, ia dipaksa untuk menghafal rute baru menuju studio kecil ini.
 
 

"Nih,, bagus untukmu." Mata sipit yang semula menutup itu terbuka, begitu rambatan suara sang sepupu menghampiri telinga. Dengan jelas, ia dapat melihat Jiyeon sedang menyodorkan segelas teh hijau hangat.
   
   
"Makasih." Renjun menerima cangkir tersebut. Menyesap cairan berwarna kekuningan itu. Membasahkan kerongkongannya yang kering dengan rasa panas.
 
   
Pemuda Huang itu meletakkan cangkirnya di meja terdekat, ia meraih sebuah buku pemberian Han Jisung tempo hari. Buku yang berisikan tips-tips memahami balok dan tangga nada terutama bagi orang-orang tertentu seperti Renjun. Ia akui, ia harus berterima kasih pada si pemberi. Buku itu sangat berguna.
 
  
  
"Makasih buat kesaksian kemarin."
  
  

Renjun menelengkan kepalanya. Sedikit terkejut perihal saudaranya yang mengetahui soal kehadiran sidangnya kemarin. Terlebih, kejadian itu sudah hampir seminggu yang lalu.
  
   

"Kirain mau bilang apa,," jawab Renjun cuek. Sebenarnya, alasan Renjun melakukan hal itu semua, ia cuma mau balas dendam pada pentolan sekolah itu. Baik perbuatan jahat pada dirinya, maupun kepada Seungmin. Dan semua itu terjadi dengan tujuan menjatuhkan Han Jisung.
 
   
Jadi seharusnya, mereka berterima kasih pada Seungmin, kan? Kalau Pria Kim itu tidak sampai pindah, mungkin ia tak akan bergerak sejauh itu.
  
 

"Sudah selesai?" Dua pasang mata itu menatap Jisung yang datang bergabung. Pria itu duduk dilantai tepat di depan dua saudara itu.
  
  

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang