17. After

2.3K 508 135
                                    

Setiap kejadian yang terjadi,  permasalahan baru menunggu dari balik pintu.
Menyeringai licik bertopeng lembut.

---- Menos ----

---- Menos ----

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cr. pinterest


 

Pagi yang baru mengawali hari. Kicauan burung bersahutan, menyanyi riang memuja semesta yang memancarkan pesonanya.
 
 

Awan putih berarak mengarungi langit cerah yang bersorak gembira. Seakan menyambut kepulangan seorang yang sempat hilang dari jangkauan.
 
 

Jiyeon membuka pintu kamarnya pelan. Ia meletakan nampan berisi makanan dengan hati-hati diatas nakas.
 
 

"Udah bangun?" sapa Jiyeon hangat duduk di pinggir kasurnya. Sang sepupu yang tengah bersandar pada bed board tak menjawab. Fokusnya masih terpaku menatap tirai pink transparan yang berusaha menghalangi sinar sang surya.
 
 

Semalam, Yeji dan Yeonjun menemukan Renjun di depan salah satu ruko yang sudah tutup. Meringkuk kedinginan dengan badan yang bergetar takut.
 


 

Kesadarannya hampir hilang. Bahkan kala Yeonjun berusaha membangunkan Pria itu, ia tak mampu bangkit berdiri lagi.
 
 

Malam itu, selepas membawa Renjun ke rumah sakit, mereka memutuskan agar Pemuda Huang itu bermalam di tempat Jiyeon.
 
 

Tidak mungkin memulangkan Renjun ke rumah dengan kondisi seperti itu.
 
 

"Ayo sarapan.", ucap Jiyeon memerhatikan raut datar itu.
 
  
Tengkuk itu bergerak, menoleh kearah nakas yang sudah tersedia sepiring kimbab dan segelas susu.
 


 

"Nanti aja.", jawabnya singkat kembali pada posisi semula. Jiyeon menghembuskan napas pasrah. Renjun pasti trauma soal kejadian itu.
 
 

Berada di tempat asing, sementara dirimu sulit membaca apapun. Tulisan dan angka yang terlihat bercampur aduk. Jalur yang lewati nampak berliku. Segalanya berputar, hingga otak tak mampu mencerna apapun lagi. Antara jadi gelandangan, atau tewas karena panik dan kedinginan.
 
 

"Gua udah denger kejadiannya dari Yeji." ucap Jiyeon hati-hati, namun si Huang tak merespon. "Mungkin lo marah, tapi Seungmin ngelakuin itu bukan atas kemauannya."
 
 

Renjun masih diam. Tanpa diberi tau sepupunya pun, ia juga tahu. Tidak sehari dua hari mereka bersama. Satu setengah tahun cukup untuk Renjun memahami Kim Seungmin.
 
 

MENOS [ HAN JISUNG ] [COMPLETE]Where stories live. Discover now